Sempat Deg-degan
(Baliekbis.com), Rutinitas baru sebagai ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini dijalani Isyana Bagoes Oka. Bagi mantan presenter televisi itu, bukan langkah mudah untuk meninggalkan dunia jurnalistik yang sudah digelutinya lebih dari 10 tahun. ’’Sempat deg-degan juga pas ngirim surat terbuka. Gimana nggak, sejak 2003, jurnalistik adalah dunia yang saya cintai,’’ kata Isyana. Ia mengaku keputusannya bergabung dengan PSI merupakan hasil pemikirannya sendiri. Setelah sejak awal tahun sering bertemu dengan ketua umum PSI yang juga mantan koleganya sebagai presenter, Grace Natalie, Isyana mengaku mantap bergabung sesudah melihat ada kecocokan. ’’Di sana anak-anak muda semua, di bawah 45 tahun. Semuanya belum pernah menjadi pengurus partai politik,’’ ungkap juara favorit Wajah Femina 2000 itu.
Keputusannya terjun ke dunia politik, Isyana mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga termasuk suaminya, George Albert Tulaar. Kini sebagai Ketua DPP PSI, jebolan Hubungan Internasional Universitas Indonesia itu mengaku masih perlu banyak belajar dan mengingat kembali teori-teori politik yang pernah didapat di bangku kuliah. Mengingat PSI adalah parpol baru, Isyana mengaku tantangannya cukup berat terutama membangun struktur kepengurusan hingga daerah.
Syukurnya, PSI saat ini sudah memiliki struktur kepengurusan baik tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Sedangkan di tingkat kecamatan masih disusun. Soal tergetnya, Isyana mengaku optimis apalagi PSI sudah dinyatakan lolos verifikasi oleh Kementerian Hukum dan HAM. “Sekarang persiapan agar bisa lolos verifikasi dari KPU,” ujarnya optimis. Lantas apa motivasi Isyana masuk partai politik? Menurutnya masuk ke ranah politik sudah menjadi cita-citanya sejak lama. Hal itu tak terlepas dari kiprah sang nenek, almarhum Gedong Bagoes Oka yang cukup lama terjun di dunia politik.
Tak dapat pula dipungkiri, sosok Grace Natalie juga memberi andil besar bagi Isyana untuk memilih jalur politik, ketimbang melanjutkan profesi jurnalis yang membesarkannya. Sebagai sesama perempuan, sama-sama memiliki buah hati, dan sama-sama pernah jadi presenter televisi, membuat mereka nyambung, dan akhirnya Isyana mengikuti Grace, hijrah ke PSI. “Salah satunya ya karena sudah kenal dengan Grace. Lebih mudah, dan lebih enak, dan pada saat ketemu anggota PSI lain ternyata orang-orangnya muda, gesit dan terbuka pemikirannya dan sekaligus gaya komunikasinya juga terbuka,” ungkap wanita keturunan Bali-Manado ini. Isyana mengakui kepergiannya dari dunia jurnalistik memang sempat mengundang tanda tanya rekan-rekannya. Banyak yang mengucapkan good luck, ada juga yang menyayangkan. “Jadi kalau saya lihat mayoritas positif dan mendoakan, itu yang paling penting menurut saya, karena di dunia politik semakin banyak dukungan doa semakin baik,” ujarnya.
Soal kesan buruk yang disematkan kepada sejumlah politikus belakangan ini, tak menyurutkan niat Isyana untuk terus melangkah ke dunia politik. Justru citra buruk politikus itu menjadi penyemangat Isyana untuk terus maju ke dunia yang baru dia jalani itu. Untuk sosok politikus wanita, Isyana mengaku mengidolakan Hillary Clinton. “Saya mengidolakan Hillary Clinton. Meskipun dia politisi handal, yang sekarang maju juga sebagai capres, pada saat bertemu langsung, aura keibuannya ada, dan sangat terasa,” kata Isyana. (bas/ist)