Seniman Djaja Tjandra Kirana Berpulang, Pelukis dan Fotografer yang Sangat Berdedikasi

(Baliekbis.com), Dunia seni kehilangan seorang seniman dari Bali, Djaja Tjandra Kirana, yang meninggal dunia di RS Kasih Ibu, Denpasar pada Minggu, 24 November 2024 pukul 07.14 Wita.

Sang istri, Lie Lhie Lan mengatakan Tjandra masuk rumah sakit RS Kasih Ibu pada Senin 11 November 2024 dan sempat dirujuk ke Instalasi Rawat Intensif (ICU) Jantung RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Sanglah, Denpasar dan diizinkan pulang pada Jumat, 22 November 2024.

Keesokan hari, pada Sabtu Tjandra sempat pingsan, kemudian dilarikan ke RS Kasih, tapi seniman kelahiran Denpasar 29 Juni 1944 itu mengembuskan napas terakhir Minggu pagi.

“Mohon dimaafkan jika Tjandra ada kesalahan dan minta doanya agar dia damai di sana,” kata Lie Lie.

Saat ini, jenazah almarhum Tjandra disemayamkan di Rumah Duka Kerta Semadi, Jl. Cargo Permai 99, Ubung, Denpasar.

Kata Lie Lhie upacara kremasi akan dilaksanakan pada Kamis, 28 November 2024 di Yasa Setra Mandala, Taman Mumbul, Nusa Dua.

Perupa Made Kaek yang ikut mendampingi keluarga dalam ambulans yang membawa jenazah ke rumah duka mengungkapkan rasa kehilangan seorang panutan dan sahabat yang konsisten berkarya dan berdedikasi terhadap seni hingga akhir hayat.

“Lebih dari 60 tahun Pak Tjandra menekuni dunia seni lukis dan fotografi, dua profesi yang sama-sama menorehkan prestasi baik di dalam maupun luar negeri,” kata Made Kaek yang juga pemilik Rumah Paros, Sukawati, Gianyar.

Made Kaek menyebut Tjandra adalah mentor dan motivator bagi seniman muda, seperti yang dilakukan di Klub Seni Bali dan Komunitas Kertas Padi yang didirikan Tjandra untuk mewadahi berbagai aktivitas seni budaya, workshop, dan pameran.

Salah satu kegiatan yang didukung Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tongkok di Bali itu adalah memasyarakatkan penggunaan medium ‘rice paper’ melalui workshop ke sekolah dan kampus, di antaranya ISI Denpasar dan Undhiksa Singaraja.

Kata Made Kaek komunitas ini telah beberapa kali mengadakan pameran bersama dan mendatangkan sejumlah seniman asal China sebagai bagian dari program petukaran seniman antarbangsa yang dirintis Tjandra.

“Kami bersama kawan-kawan akan melanjutkan program yang telah diinisiasi Pak Tjandra dan ingin mewujudkan sejumlah kegiatan yang ia gagas,”kata Made Kaek.

Selain mengeksplorasi alam dan benda ke dalam karya, Tjandra juga mengangkat tema seni budaya dan human interest yang sangat kuat.

Dalam pameran tunggal refleksi 60 tahun berkarya pada 2023, Tjandra menampilkan karya seni lukis dan fotografi terpilih.

Tjandra telah merekam berbagai peristiwa lintas tiga zaman yakni Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi Baru melalui sejumah karyanya.

Ia juga menaruh perhatian besar terhadap akulturasi budaya lokal dengan budaya leluhurnya, Tiongkok.

Tema tersebut banyak dijumpai dalam karyanya semisal peranti rumah tangga, arsitektur, tekstil, maupun seni budaya yang merupakan perpaduan dari peradaban Tiongkok, Bali, Jawa, juga Nusantara.

Kiprahnya di dunia fotografi juga mengalami transformasi peranti manual, digital, hingga perkembangan teknologi informasi yang sangat membantunya dalam berkarya.

Dalam kiprah di bidang seni fotografi, Tjandra tercatat ikut mendirikan Semarang Photo Club/SPC (1976) dan Perhimpunan Fotografer Bali/PFB (1984), dua organisasi yang mewadahi kegiatan fotografer yang masih eksis hingga kini.

Fotografer yang juga mantan Ketua PFB Tjandra Hutama Kurniawan mengatakan Tjandra Kirana yang ikut merintis PFB adalah seorang pengayom, penasihat, dan sahabat terkasih bagi penggiat seni fotografi.

“Hubungan kami seperti anak dan bapak, tetapi juga sebagai sahabat yang menyenangkan dan penuh kekeluargaan,” ujarnya.

Dalam fotografi begini nama lengkap dan gelarnya: Djaja Tjandra Kirana, Hon.E.FPSI, Hon.E.PFB, Hon.FPVS, F.APAS., F.SPS., A.RPS.T, E.FPSI, F.APU, PSA*, F.RPS.T, F.BPS, F.SCC, A.NPC., A.LFCN.