SEPMT 2019, Baru 0,37 Persen Penduduk Bali Berinvestasi di Sektor Saham
(Baliekbis.com), Berdasarkan data pasar modal, hingga Desember 2018 di Bali terdapat 15.482 investor. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bali tahun 2015 yaitu 4.12 juta jiwa lebih, jumlah warga yang berinvestasi di sektor saham ini sekitar 0,37 persen.
“Ini membuktikan pemerintah daerah, masyarakat maupun kaum milenial perlu mendapat edukasi pasar modal ini,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen terkait kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2019 di Denpasar yang dirangkai kegiatan menanam pohon mangrove di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kamis (31/1) sore.
Menurut Hoesen kegiatan sosialisasi ini untuk memberikan pengetahuan bagi perusahaan daerah dan pemerintah daerah agar lebih mengetahui produk pasar modal dan masyarakat juga bisa mengenal pasar modal itu sendiri. “Sosialisasi ini juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman maupun mengajak pemerintah daerah dan masyarakat untuk dapat menjadi investor pasar modal,” ujarnya.
Hoesen yang juga Anggota Dewan Komisioner OJK menambahkan Denpasar menjadi kota pertama diselenggarakannya program SEPMT Tahun 2019, karena Pulau Dewata memiliki potensi yang besar dengan PDRB lebih besar dari nasional.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya mengatakan pihaknya sangat mendukung program OJK Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal melakukan sosialisasi tersebut. Dengan adanya program investasi bernama ‘yuk nabung saham di pasar modal’ diharapkan masyarakat akan ikut menanam saham. “Upaya ini juga sebagai antisipasi agar masyarakat tidak terjebak maraknya investasi bodong yang sangat merugikan,” jelas Rai Wirajaya.
Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks pasar modal nasional sebesar 4,4 persen. Sedangkan tahun 2013 sebesar 3,79 persen. Artinya dari tahun 2013-2016 mengalami peningkatan 0,61 persen. Sementara untuk indeks inklusi nasional tahun 2016 juga mengalami peningkatan. Dari 0,11 persen tahun 2013 menjadi 1,25 persen tahun 2016. Jadi meningkat 1,14 persen.
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi menyebutkan untuk galeri investasi di Tanah Air jumlahnya sekitar 420 unit, yakni 380 unit bekerja sama dengan universitas di seluruh Indonesia. “Kami berusaha mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa. Secara umum perkembangan investasi ini masih bagus,” katanya. Ia mencontohkan untuk di Bali saja ritel berkembang mencapai 15.000 unit atau 44 persen.
Sebagaimana diketahui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal menyelenggarakan kegiatan SEPMT 2019. Kegiatan ini diselenggarakan sejak 2015 di berbagai kota di Indonesia. Denpasar menjadi kota pertama diselenggarakannya program SEPMT di tahun 2019 ini. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI), Komisi XI DPR RI, dan stakeholder lainnya. (ist)