Siemens Healthineers Menyoroti Transformasi Layanan Kesehatan Digital Indonesia Pada HMA 2024
(Baliekbis.com), Global medical-technology leader Siemens Healthineers hari ini (28/8) memimpin diskusi panel lanskap layanan kesehatan di Indonesia yang sedang menjalani reformasi secara nasional dengan bantuan teknologi digital. Panel ini berlangsung di Bali pada acara Hospital Management Asia (HMA) 2024, sebuah acara kesehatan regional yang diadakan setiap tahun untuk memfasilitasi pembelajaran dan pertukaran pengetahuan di antara para pemimpin industri kesehatan untuk membantu mereka tetap menjadi yang terdepan dalam tren global.
Ini adalah tahun kedelapan Siemens Healthineers partisipasi dalam HMA, dan pada tahun ini Siemens Healthineers mendorong kerjasama sama dengan pemain regional dan bisa meningkatan hasil maupun efisiensi di seluruh Asia. Siemens Healthineers Communications Arkadia Office Park, Tower F, Level 18 Pasar Minggu T.B. Simatupang Kav. 88 Jakarta 12520 Indonesia Page 1/4 Siaran Pers Panel tersebut menghadirkan pakar di industri kesehatan, antara lain, Direktur Medis PT Pertamina Bina Medika – Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Dr. Lia Partakusuma, CEO ICON Cancer Center untuk ASEAN dan Hong Kong, Serena Wee, serta Managing Director Siemens Healthineers untuk Indonesia, Alfred Fahringer.
Menggali lebih dalam tantangan-tantangan yang akan dihadapi sektor kesehatan di Indonesia, diskusi ini mengeksplorasi permasalahan aksesibilitas dan keterjangkauan, serta peran penting kolaborasi dan inovasi dalam mendukung integrasi inovasi digital yang lebih baik. Para panelis menggarisbawahi perlunya kemitraan pemerintah dan swasta yang kuat untuk mendorong adopsi teknologi medis canggih dan meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan dengan solusi digital di seluruh negeri.
Kemitraan strategis antara Siemens Healthineers dengan Bali International Hospital (BIH) yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, memiliki peran penting dalam mendorong momentum transformasi layanan kesehatan digital dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di pulau ini. Kemitraan ini melengkapi BIH dengan teknologi medis yang mutakhir dari Siemens Healthineers untuk dan terapi yang meningkatkan hasil klinis di berbagai kondisi medis, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular. Hal ini juga melengkapi BIH dengan teknologi digital canggih yang menggabungkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan diagnostik, serta sistem pengarsipan canggih yang memastikan akses yang efisien dan aman ke data pasien di seluruh jaringan rumah sakit.
Dijadwalkan akan beroperasi pada akhir tahun 2024, BIH bekerja sama dengan Siemens Healthineers untuk menegakkan standar internasional dalam layanan dan menjadikan Bali sebagai tujuan wisata kesehatan terkemuka secara global. imaging diagnostic “Insiden dan penyakit yang terkait dengan penyakit tidak menular seperti diabetes dan gangguan jantung meningkat pesat di Indonesia, hal ini menyebabkan kesenjangan dalam akses dan keterjangkauan layanan kesehatan terutama di daerah pedesaan yang infrastruktur dan dukungan layanan kesehatannya terbatas. Diagnosis dan pengobatan kanker juga memerlukan intervensi dini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi pasien. Teknologi medis digital memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan ini, dan kami sangat senang dapat memperluas kemampuan kami melalui kemitraan dengan sistem canggih dari Siemens Healthineers, yang mendukung kami dalam memberikan layanan yang lebih baik dan menjadi penyedia layanan kesehatan terkemuka di Bali,” kata Dr. Lia Partakusuma dari IHC, perusahaan induk BIH.
Berbicara secara khusus mengenai peran penting kolaborasi industri dalam mendorong inovasi digital, Fahringer berbagi dalam diskusi panel, “Bali International Hospital dan regulator industri paham bagaimana mengkombinasikan teknologi inovatif kami menjanjikan kesempatan hadirnya terobosan baru dalam layanan kesehatan. Bersama-sama, kita dapat memberikan diagnosis dan terapi yang lebih cepat dan akurat untuk berbagai kondisi medis termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular, sehingga membawa kita lebih dekat untuk menjembatani kesenjangan akses dan perawatan di Bali.” (ist)