Simposium Nasional ISNU, Eko Cahyono: Koperasi dan Ekonomi Kreatif Tulang Punggung Perekonomian
(Baliekbis.com), Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ISNU Ali Masykur Musa mengatakan hasil simposium nasional ISNU se-Indonesia tahun 2018 akan didokumentasikan dalam bentuk buku ber-ISBN.
“Khusus untuk rekomendasi yang dihasilkan, akan disampaikan kepada pemerintah sebagai acuan dalam menjalankan roda pemerintahan di masa yang akan datang,” kata Musa bersama Ketua Umum ISNU Provinsi Bali H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H. Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdaltul Ulama (ISNU) menggelar Simposium Nasional dengan tema “Gagasan Kebangsaan ISNU: Menyongsong Satu Abad Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan Pancasila” di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (25/11).
Simposium ISNU ini merupakan forum akademik yang akan mempertemukan para ahli di berbagai bidang yang dimiliki oleh ISNU, yang konsen atau relevan dengan kajian Negara Kesejahteraan Pancasila sesuai tema yang diangkat. “Kami dari Bali juga menyampaikan masukan dan gagasan kekhususan tentang pengembangan dan penguatan koperasi yang terkait dengan ekonomi kreatif. Sebab koperasi dan ekonomi kreatif yang digerakkan oleh UKM merupakan tulang punggung perekonomian bangsa,” kata Ketua Umum ISNU Provinsi Bali H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H., yang juga ekonom dan pendiri Ekonomi Bali Creative.
Simposium dihadiri oleh Pengurus Pimpinan Pusat ISNU, perwakilan Pimpinan Wilayah ISNU provinsi se-Indonesia, ekonom, para rektor perguruan tinggi serta akademisi, dan peneliti di kalangan Nahdlatul Ulama yang konsen dengan kajian Negara Kesejahteraan Pancasila.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas, menemukan solusi dan memberikan rekomendasi berupa tawaran jawaban atas tantangan Indonesia dalam mewujudkan Negara Kesejahteraan Pancasila dalam menyongsong satu abad Indonesia. Pertemuan ini juga diharapkan sebagai media untuk terus-menerus menjaga nalar sehat berkebangsaan, berkonstitusi, dan bernegara.
Selain itu, simposium ISNU ini juga memperkaya khazanah keilmuan yang nantinya dapat bermanfaat untuk menjawab permasalahan serupa yang mungkin dihadapi oleh bangsa Indonesia di kemudian hari. Simposium ini terbagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama dirancang sebagai forum untuk mempertemukan narasi antara ISNU yang dan pemerintah khususnya terkait dengan pengembangan Pendidikan Tinggi Islam dalam upaya tercapainya kesamaan pandangan dan gagasan dalam bangunan cita Negara Kesejahteraan menyongsong 100 tahun Indonesia.
Sesi kedua dirancang untuk mempertemukan gagasan Pemerintah dan ISNU menyongsong 100 tahun Indonesia. Dalam sesi ini hadir Menteri Kabinet Kerja atau pejabat setingkat menteri guna menyampaikan kebijakan yang telah dan akan diambil oleh pemerintah dalam upaya membangun dan mempersiapkan Indonesia menuju satu abad. Sementara dari ISNU diwakili oleh Guru Besar ISNU yang makalahnya dinyatakan layak oleh Panitia untuk dipresentasikan. (emc)