Siwaratri di Candi Prambanan: Meneguhkan Peran sebagai Pusat Ibadah Umat Hindu
(Baliekbis.com), Tim Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan menggelar perayaan Siwaratri. Perayaan ini sebagai momentum penting dalam meneguhkan peran candi sebagai pusat rumah ibadah umat Hindu Indonesia dan dunia.
Dalam sambutannya, Ketua Tim Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan, Nyoman Ariawan Atmaja menekankan bahwa penyelenggaraan Siwaratri di kompleks candi ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk kesadaran akan nilai historis dan spiritualnya.
“Bertepatan dengan Siwaratri atau malam Siwa dimana menjadi malam tergelap sepanjang tahun, menjadi momentum yang tepat bagi manusia untuk melakukan kontemplasi dan perenungan diri dengan melepaskan semua ikatan dunia dan fokus memuliakan nama Siwa,” terang Nyoman pada Senin (27/01/2025).
Rangkaian kegiatan ini dilakukan 3 kali persembahyangan, diawali sore hari yang dirangkai dengan purwadaksina, yang kedua di jam 12 malam sampai jam 3 subuh adalah puncak pemujaan Siwa dengan melafalkan 1008 mantra Siwa, dan diakhiri di jam 6 pagi (esok harinya) yang bertepatan dengan persembahyangan Tilem Kepitu.
Nyoman juga menjelaskan alasan pelaksanaan perayaan Siwaratri di Candi Prambanan berdasarkan pada Prasasti Wantil tahun 778 Śaka (856 Masehi).
“Sejatinya dalam Prasasti Wantil tahun 778 Śaka (856 Masehi) disebutkan deskripsi kelompok candi agung yang dipersembahkan untuk dewa Siwa atau disebut Shivagrha. Jadi Siwagraha adalah nama asli dari Candi Prambanan sebagai pusat pengagungan dewa Siwa. Itulah salah satu alasan mendasar mengapa puja Siwa kita lakukan mala ini di Candi Prambanan,” terangnya.
Sebagai infotmasi sejak ditandatanganinya Nota Kesepakatan pada 11 Februari 2022 oleh empat kementerian dan dua kepala daerah, Candi Prambanan telah ditetapkan sebagai pusat ibadah umat Hindu. Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI bersama PHDI membentuk Tim Kerja yang bertugas mengelola dan mempromosikan fungsi keagamaan candi, tanpa mengesampingkan aspek wisata. Hingga saat ini, telah ada 14 jadwal rutin persembahyangan, termasuk Tawur Agung Kesanga, Abhisekha, Galungan, Kuningan, serta Purnama dan Tilem.
Ketua Tim Kerja mengakui bahwa masih banyak tantangan dalam merealisasikan amanat tersebut. Keberlanjutan program ini memerlukan kerja sama lintas sektor, baik dengan pemerintah maupun organisasi umat Hindu. Selain itu, ia juga menyoroti potensi ekonomi masyarakat Hindu di sekitar Prambanan yang dapat dikembangkan seiring dengan kegiatan spiritual di candi.
“Sebagai langkah besar ke depan, pada tahun 2026 direncanakan pelaksanaan Mahasiwaratri Internasional, yang akan menjadikan Candi Prambanan sebagai pusat pemujaan Siwa bagi umat Hindu dari seluruh dunia. Konsep dan persiapannya telah mulai disusun, dan dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk merealisasikan agenda besar ini,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Ketua Tim Kerja menegaskan bahwa pemanfaatan Candi Prambanan sebagai pusat ibadah bukan sekadar wacana, tetapi sebuah amanat yang harus dijalankan dengan komitmen dan sinergi. Dengan semangat gotong royong dan dedikasi, diharapkan Candi Prambanan tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat spiritual umat Hindu yang sejati.
Leave a Reply