SMP PGRI 2 Denpasar, Sarat Prestasi Seni Budaya dan Olah Raga
(Baliekbis.com), Kehadiran SMP PGRI 2 Denpasar sudah sangat dikenal masyarakat khususnya orangtua murid. Selain karena sekolah ini sudah lama hadir di tengah-tengah masyarakat yakni sejak tanggal 21 Januari 1976, namun yang tak kalah menariknya adalah prestasi yang berhasil diukir sekolah ini. “Kita selain terus meningkatkan kualitas pendidikan siswa juga tetap komit dalam melestarikan seni budaya dan olah raga,” ujar Kepala SMP PGRI 2 Denpasar Dr. Gede Wenten Aryasudha, MPd. di sela-sela kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), Senin (10/7/2017).
Dalam hal menjaga kualitas anak didiknya, SMP PGRI 2 Denpasar sangat selektif menerima siswa baru. Terbukti tahun ajaran ini, dari 896 pelamar yang mendaftar hanya 413 siswa yang diterima. “Kalau dari sisi ruang kelas dan kesiapan guru sudah melebihi dari cukup. Tapi kita harus terus memperhatikan kualitas agar anak didik betul-betul mendapatkan pelayanan pendidikan secara bagus,” tegas tokoh pendidikan Bali ini seraya menambahkan kualitas sangat menentukan bagi kemajuan sekolah serta anak didik itu sendiri. Karena itu untuk meningkatkan terus kualitas berbagai upaya dilakukan termasuk bagi para pendidiknya.
Selain menjaga kualitas pendidikan akademis, menurut Wentan Aryasudha, seluruh jajaran di SMP PGRI 2 Denpasar sangat konsen dengan kegiatan seni, budaya dan olah raga. Tak mengherankan kemudian banyak prestasi yang diraih siswa-siswanya. “Bahkan anak didik kami juga juara di bidang karate,” ujar Wenten bernada bangga. Dalam berbagai kesempatan, siswa sekolah ini juga kerap tampil di ajang bergengsi yang digelar pemerintah Kata Denpasar dan ajang lainnya. SMP PGRI 2 Denpasar juga rutin menggelar “Gebyar Budaya” dalam rangka menyalurkan dan mengembangkan bakat siswanya. Apa yang disampaikan Wenten dapat dilihat dari berderet-deret tropi dan tanda penghargaan yang telah berhasil diperoleh yang kini dipajang rapi di depan ruang guru.
Ditanya soal PPDB 2017 , Wenten Aryasudha yang juga Ketua PGRI Bali ini mengatakan memang harus ada terobosan agar semua siswa bisa mendapatkan sekolah. Wenten memuji kebijakan Gubernur Bali yang mengeluarkan Pergub 40 dalam rangka menyelamatkan siswa yang belum tertampung di sekolah yang ada terutama siswa miskin, berprestasi dan yang dari jalur lingkungan. “Yang penting sekolah negeri yang menerima siswa pada gelombang II itu betul-betul mereka yang miskin dan belum dapat sekolah,” ujarnya. Ia menambahkan pemberlakukan Permendikbud itu juga perlu ada penyesuaian yakni untuk daerah-daerah padat penduduk harus diberi ruang dan peluang lebih luas lagi sehingga tak sampai ada yang tidak mendapatkan sekolah. (bas)