Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Dr. Mangku Pastika: Suara Milenial Menentukan Pemimpin Masa Depan
(Baliekbis.com), Anggota MPR RI Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan generasi muda -milenial merupakan generasi penerus yang sangat menentukan nasib bangsa ke depannya.
“Milenial jumlahnya sangat besar sehingga sangat besar perannya terutama dalam memilih pemimpin negeri ini. Karena itu milenial tak boleh cuek sehingga lahir pemimpin yang sesuai harapan,” ujar Anggota MPR RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang bertajuk “Peran Generasi Milenial sebagai Pengawal Tegaknya Empat Konsensus Bangsa” di Kampus Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar, Senin (8/8).
Sosialisasi yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara diikuti puluhan mahasiswa dari Universitas Warmadewa dan Universitas Udayana (Unud) menghadirkan pembicara Dr. I Dewa Gede Palguna (Dosen FH Unud) dan I Putu Hadi Pradnyana, S.I.P., M.H. (Dosen FISIP Unwar).
Mangku Pastika mengajak generasi muda Bali untuk turut aktif dalam menentukan calon pemimpin yang akan menjadi kepala daerah maupun anggota legislatif pada Pemilu 2024.
“Jadi siapa pemimpin nanti tergantung pada generasi muda. Kalau tidak mau berperan, jangan salahkan ketika yang terpilih tidak sesuai dengan harapan,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Di sisi lain, Mangku Pastika yang juga Anggota Komite II DPD RI dapil Bali ini mengingatkan seorang pemimpin negara maupun daerah sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjalankan empat tujuan negara, seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
“Para pemimpin seharusnya bisa belajar, menghayati, dan melaksanakan tujuan negara tersebut karena para pendiri bangsa telah meninggalkan hal yang luar biasa,” ucap Mangku Pastika.
Namun, kata Mangku Pastika, tidak jarang para pemimpin politik justru memiliki keterbatasan kemampuan maupun tidak mengerti politik pemerintahan dan kebijakan publik. Akibatnya, tujuan negara sebagaimana yang termaktub dalam konstitusi negara tidak diterapkan secara konsisten.
Dicontohkan tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang dalam APBN dan APBD harus mengalokasikan 20 persen anggaran untuk pendidikan. “Ini harus dilaksanakan secara konsisten dan tepat,” ucapnya. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda bisa bertanggung jawab dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2024.
Dosen FISIP Unwar I Putu Hadi Pradnyana mengatakan suara generasi muda atau generasi milenial menjadi sangat menentukan dalam ajang perhelatan politik Pemilu dan Pilkada 2024. Sebab sekitar 40-50 persen pemilih dalam Pemilu 2024 mendatang adalah generasi milenial. “Bayangkan kalau kita generasi muda cuek, bagaimana nasib bangsa ini,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak generasi milenial yang memang telah terdidik dan mengerti politik agar turut aktif melakukan edukasi politik, menangkal hoaks, menegakkan Empat Pilar Kebangsaan serta mengawal tegaknya demokrasi yang substantif.
Sementara Dr. I Dewa Gede Palguna dalam kesempatan itu banyak mengulas bahwa Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tidak bisa diganggu gugat karena di dalamnya tercantum dasar negara dan tujuan negara Indonesia.
“Berbagai persoalan bangsa, persoalan persatuan dan kesatuan, akan bisa selesai jika ada kebijakan politik yang tepat dan tidak bertentangan dengan tujuan dan cita-cita negara,” kata mantan hakim Mahkamah Agung ini. (ist)