Stop Rabies, Boehringer Ingelheim Bagikan 750 Dosis Vaksin di Gianyar

(Baliekbis.com), PT Boehringer Ingelheim menggelar program vaksinasi gratis bertajuk “STOP Rabies”, yang diperuntukkan bagi hewan peliharaan serta anjing dan kucing yang berkeliaran bebas di Desa Singapadu Tengah, Gianyar, Bali, Senin (8/7). Kegiatan ini akan berlangsung 8-9 Juli.

Inisiatif ini merupakan kerja sama antara perusahaan farmasi dan pemerintah setempat sebagai respon terhadap meningkatnya kekhawatiran masyarakat akan kenaikan kasus rabies di Bali.

Dalam upaya memerangi penyakit menular tersebut, Boehringer Ingelheim berkomitmen untuk membagikan 750 dosis vaksinasi pada acara ini. Meskipun merupakan penyakit yang umum ditemui di lebih dari 150 negara, rabies adalah penyebab atas ribuan kematian setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, penyakit rabies telah mewabah di Provinsi Bali sejak tahun 2008 dimana jumlah korban terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan tingginya jumlah anjing yang tinggal di Pulau Dewata, dimana jumlahnya mencapai sekitar 599.719 ekor pada tahun 2023.

Meskipun anjing sangat digemari penduduk setempat karena menjadi penjaga rumah yang handal dan terkenal sebagai hewan peliharaan yang setia,
namun mereka sangat rentan membawa penyakit mematikan ini.

Drh. Evonne Lim selaku Kepala Hewan pp, Boehringer Ingelheim Malaysia, Singapura, Indonesia mewakili Rithesh Kumar Mishra, Presiden Direktur PT Boehringer Ingelheim Indonesia mengatakan melihat kondisi di Indonesia, khususnya Bali, mencerminkan kasus rabies masih menjadi ancaman bagi masyarakat lokal.

Data menunjukkan rabies 100X dapat dicegah. Oleh karena itu, Boehringer Ingelheim percaya melalui pemberian vaksinasi yang berkualitas tinggi kepada hewan yang berisiko menularkan virus tersebut dapat menjadi awal dari masa depan yang lebih sehat bagi semua.

Untuk sepenuhnya menghapus penyakit rabies, vaksin dengan kualitas baik yang mampu memberikan perlindungan jangka panjang menjadi sangat penting. “Kehadiran kami di sini adalah memastikan vaksin tersebut tersedia dan mudah diakses,” jelasnya.

Di lain sisi, memberikan edukasi pada masyarakat, meningkatkan kesadaran, dan terus memantau penyebaran infeksi rabies juga berperan penting untuk mencapai manfaat bersama. “Kami hadir untuk menciptakan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi baik bagi manusia maupun hewan,” tambahnya.

Nurul Hadiristiyantri, S.PT., M.P., Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali dalam sambutan tertulisnya menyampaikan hingga saat ini, angka kasus rabies akibat gigitan anjing di Bali meningkat pesat. Tercatat ada 62.762 kasus hingga November 2023, yang mengakibatkan enam kematian tragis. Efek yang ditimbulkan akibat infeksi rabies telah dirasakan oleh masyarakat dalam jangka waktu yang sangat lama. Mengakhiri wabah ini telah menjadi prioritas utama selama beberapa tahun terakhir. Tentunyatidak dapat bekerja sendiri. Melalui kolaborasi bersama Boehringer Ingelheim melalui kampanye STOP Rabies, dalam menyediakan dan mendistribusikan vaksinasi ini kepada penerima yang ditargetkan, diyakini dapat mencapai tujuan bersama untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan sehat.

Semua pihak, terlepas dari latar belakangnya, memiliki peranan penting dalam keberhasilan pemberantasan kasus rabies di Bali. Instansi pemerintah harus mengawal inisiatif pencegahan rasbies, seperti program vaksinasi dan memastikan keberlanjutan program-program serupa untuk menjamin Bali akan besas dari infeksi rabies.

Masyarakat juga turut mengambil sikap proaktif dengan memastikan anjing dan kucing peliharaannya, bahkan yang berkeliaran secara bebas, untuk mendapatkan vaksinasi dan menjaga angka kematian akibat penyakit rabies terus menurun.

Program STOP Rabies dari Boehringer Ingelheim diluncurkan untuk memperkuat misi perusahaan dalam meningkatkan kesehatan hewan dan manusia di seluruh dunia. Program ini merupakan bagian dari Boehringer Ingelheim Sustainable Development -For Generations (SD4G) yang bertujuan untuk memberantas penyakit menular pada kesehatan manusia dan hewan pada tahun 2030.

Hingga saat ini, Boehringer Ingelheim telah memberikan vaksinasi pada ribuan anjing di Indonesia, Malaysia, Filipina, Afrika Selatan, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia sendiri, perusahaan kesehatan ini telah turut andil dalam mencegah penyebaran rabies sejak tahun 2022.

Selain itu, Boehringer Ingelheim juga terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dokter, dan lembaga lainnya untuk memberikan vaksinasi anti-rabies gratis kepada hewan-hewan yang rentan, seperti anjing dan kucing di wilayah yang berisiko tinggi.

Sementara itu Perbekel Desa Singapadu Tengah Drs. I Made Demontara menyampaikan selama dua hari ke depan, akan melakukan vaksinasi langsung di Balai Masyarakat Singapadu Tengah, dan untuk jangkauan yang lebih luas juga akan melakukan upaya vaksinasi dari pintu ke pintu.

Kesuksesan program ini didukung oleh para profesional di bidangnya yang memiliki dedikasi tinggi pada isu ini, sehingga kenyamanan dari hewan-hewan yang menerima vaksinasi juga turut diperhatikan.

Melalui program ini, kami akan memastikan bahwa tidak ada anjing atau kucing yang tertinggal maupun terabaikan. Bersama-sama, mari kita hentikan penyebaran rabies demi lingkungan hidup yang lebih sehat dan aman di masa depan!” Beliau juga meminta masyarakat untuk terlibat aktif selama program vaksinasi berlangsung serta mengajak masyarakat untuk membekali diri dengan pengetahuan yang luas tentang penyakit rabies.

Boehringer Ingelheim berkomitmen untuk menurunkan tingkat penularan rabies di Indonesia dan ikut serta dalam Kampanye Bali Rabies Free by 2028. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, perusahaan farmasi ini telah bermitra dengan Global Alliance for Rabies Control dan Romindo Primavetcom melalui pemberian edukasi tentang rabies, pencegahan gigitan anjing, dan vaksinasi anti rabies. (ist)