Sudikerta Harap KSPAN Jadi Intrakurikuler Sekolah
(Baliekbis.com), Hingga kini penyebaran HIV/AIDS semakin menghawatirkan. Begitu pula di Indonesia khususnya di Bali penyebarannya terus mengalami peningkatan, upaya pencegahan pun sudah dilakukan oleh pemerintah. Namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkannya dari semua kalangan masyarakat. Hal itu mengingat Bali menjadi daerah tujuan wisata dunia yang tentunya juga diikuti dengan pengaruh negatif penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan dunia hiburan malam yang menjadi salah satu faktor penyebaran HIV/AIDS. Namun Pemprov Bali tetap berusaha dengan menyasar generasi muda, para remaja usia sekolah yang memiliki resistensi paling cepat terpengaruh pergaulan, untuk diberikan edukasi guna memahami faktor penyebar HIV/AIDS. Dan upaya ini pun diharapkan menjadi salah satu program intrakurikuler disekolah-sekolah di Bali, sehingga program pencegahan bisa benar-benar dilakukakan dari usia dini. Demikian disampaikan Wagub Sudikerta dalam acara penilaian Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) Tahun 2017 di SMAN 1 Sukawati, Rabu (18/10). “Para remaja dan generasi muda adalah aset bangsa yang menentukan kemajuan bangsa kita kedepan, mereka paling cepat dan rentan terpengaruh pergaulan, jadi mereka kita berikan pembelajaran dan pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab, pencegahan dan bahaya HIV/AIDS, sehingga nantinya mereka juga bisa membantu peran pemerintah untuk mengedukasi dan memberikan sosialisasi kepada rekan-rekan sejawat maupun lingkungannya agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS. Dan alangkah bagusnya apabila upaya ini bisa menjadi salah satu program intrakurikuler sekolah-sekolah di Bali,”cetus Sudikerta.
Wagub Sudikerta juga memaparkan faktor-faktor tingginya penyebaran HIV/AIDS di antaranya seks bebas dengan berganti-ganti pasangan, penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan jarum suntik berganti-gantian, penggunaan peralatan yang tidak steril seperti pisau cukur, jarum suntik, transfusi darah maupun pada bayi yang diturunkan dari ibunya. Untuk itu ia pun mengajak para remaja untuk menghindari faktor-faktor tersebut, sehingga bisa menekan penyebaran HIV/AIDS di Bali.
Ia pun memberikan peringatan keras bagi sektor-sektor usaha yang ikut mempengaruhi tingginya penyebaran HIV/AIDS diantaranya tempat hiburan malam, salon, spa dan lain sebagainya yang menyediakan layanan prostitusi. Masyarakat dan pemerintah daerah hingga level terbawah yakni tingkat desa pun diharapkan berperan mengawasi lingkungannya apabila ada peredaran narkoba maupun prostitusi. “Bagi pemerintah daerah mari atur pencegahan penyebaran HIV/AIDS ini dalam bentuk perda, dan ditingkat desa buatkan awig-awig, jangan sampai ada tempat hiburan seperti kafe-kafe yang menyediakan layanan prostitusi, awasi jangan sampai ada warganya yang terlibat penyalahgunaan narkoba, jika ada tindak tegas, tegakkan perda maupun awig-awig itu, hukumannya harus berat, agar bisa memberikan efek jera,”pungkas Sudikerta. Hal Senada disampaikan Bupati Gianyar dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Gianyar Dewa Alit Mudiarta, yang menyatakan KSPAN merupakan ujung tombak pencegahan HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekolah. KSPAN pun diharapkan mampu memberikan informasi tentang bahaya AIDS dan narkoba kepada warga sekolah maupun masyarakat dilingkungannya. Ditambahkan Kepala Sekolah SMAN 1 Sukawati Gusti Made Puja Armaya, langkah-langkah nyata yang sudah diambil KSPAN SMAN 1 Sukawati dalam mendukung pencegahan penyebaran HIV/AIDS yakni berupa sosialisasi di lingkungan intern maupun ekstern sekolah. Adapun kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di ekstern sekolah yakni berupa sosialisasi kepada anak-anak sekolah tingkat SMP dilingkungan Kecamatan Sukawati dan sosialisasi ke warga masyarakat 15 banjar di Kecamatan Sukawati dan Ubud. (sus)