Surani: Saya Sampai Jual Rumah dan Motor untuk Teliti ‘Styrofoam’
(Baliekbis.com), Semangat dan pengabdiannya terhadap lingkungan tak perlu diragukan. Bahkan Surani, kakek dua cucu ini sampai menjual rumah dan sepeda motornya untuk melakukan riset styrofoam ini. “Saya sempat gak bisa masak karena gak punya uang untuk beli minyak kompor. Saya akhirnya memakai styrofoam sebagai pengganti kayu bakar agar bisa masak,” kenang Surani saat ditemui wartawan, Selasa (7/8) di sela-sela acara kelas seni kreatif dari bahan daur ulang styrofoam di SD Saraswati 3 Renon. Kegiatan itu digagas PT Trinseo Materials Indonesia, perusahaan material dan produsen plastik, lateks dan karet. Jerih payahnya mengolah sampah styrofoam ternyata tak sia-sia. Olahan styrofoam dibuat berbagai produk yang bernilai ekonomi tinggi.
Bahkan olahan styrofoam menjadi lukisan ternyata banyak peminatnya, bahkan kalangan pejabat. “Jokowi saat kampanye pilgub DKI, Agus Yudhoyono dan plt. Gubernur DKI Marsono telah membeli karya-karyanya. Bahkan Pak Marsono membeli sebuah lukisan seharga Rp 50 juta,” jelas Surani.
Perjalanan Surani di dunia styrofoam terbilang cukup panjang sejak 1987 silam. Sehingga namanya lebih dikenal sebagai ‘Surani Styrofoam’. Ayah dua anak asal Jepara ini menuturkan ia memulai dengan riset kecil-kecilan seperti membuat batako dengan mencampur styrofoam. Lalu dikembangkan ke produk lainnya seperti bata, mainan, lukisan dan aneka produk lainnya yang bernilai ekonomi. “Intinya sampah styrofoam bisa diolah menjadi berbagai bahan yang berguna,” jelasnya. Dan cara pengolahannya sangat mudah. Produk hasil styrofoam ini selain ringan, aman dari sisi kesehatan.
Styrofoam ditemukan oleh Edward Simon tahun 1839 seorang apoteker Jerman. Surani sendiri sudah melakukan penelitian selama 31 tahun dan sekarang masih berlanjut. Ia juga akan menerbitkan buku terkait styrofoam. “Harus eksperimen, tidak bisa berteori saja. Penelitian saya juga dibiayai oleh CSR beberapa perusahaan besar di Jakarta. Saya juga jual rumah dan motor untuk mendukung riset,” jelasnya. Untuk buku, Surani kini tengah menyiapkannya. Judulnya “1001 Cara Mengolah Sampah Styrofoam dan Campurannya”. Surani mengaku sejauh ini ia belum berpikir untuk mempatenkan hasil karyanya itu. “Kerja seperti ini dengan hati, rela kerja tanpa dibayar,” jelasnya.(bas)