Tak Lelah Bangun Pendidikan, Mendikbud Apresiasi Pengabdian Perdiknas Hingga 50 Tahun
(Baliekbis.com), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI yang diwakili Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud Ir. Ananto Kussuma Seta mengapresiasi eksistensi dan pengabdian Perdiknas (Perkumpulan Pendidikan Nasional) Denpasar hingga menginjak usia 50 tahun.
Jubileum emas Perdiknas ini menjadi catatan sejarah membanggakan yang tidak banyak bisa dicapai lembaga pendidikan lain baik di Bali maupun Indonesia.
“Kami apresiasi dan bangga dengan Perdiknas. Tidak banyak organisasi pendidikan yang berusia 50 tahun. Biasanya baru 5 tahun sudah rontok semua,” kata Ananto Kussuma Seta di sela-sela menghadiri Spenas Scout Competition 2018 “Konsisten Lahirkan Generasi Emas Genius yang GTS (Good, Trustworthy, Smart)” di halaman Perdiknas Denpasar, Minggu pagi (9/12).
Ia menilai salah satu kunci keberhasilan Perdiknas dalam pengabdian yang mencapai setengah abad adalah berangkat dari panggilan hati para pendiri, penerus dan pengurusnya. Itu demi memajukan pendidikan di Bali dan melahirkan SDM yang tidak hanya cerdas tapi juga berkarakter.
“Perdiknas ini jiwanya adalah panggilan hati. Tidak ada yang bisa awet sampai 50 tahun kalau tidak ada panggilan hati mengabdi untuk dunia pendidikan sepenuh hati,” puji Ananto Kussuma Seta.
Apalagi pendidikan yang layak menjadi salah satu bagian dari HAM (Hak Asasi Manusia) khususnya juga hak anak. “Perdiknas mampu mewujudkan hal itu hingga di usianya yang menginjak 50 tahun,” ujarnya.
Di sisi lain lomba kepramukaan dalam Spenas Scout Competition 2018 diyakini memperkuat dan membentuk karakter seperti disiplin, jujur, tangkas, cerdas, dan sehat para peserta didik.
“Juga ada critical thinking (berpikir kritis) dalam menyelesaikan masalah, ada empati. Ini juga merangsang kemampuan dalam belajar teknologi,” tandas Ananto Kussuma Seta.
Ketua Perdiknas Denpasar Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., menegaskan pendidikan, pembangunan dan penguatan karakter memang menjadi salah satu DNA dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan di bawah naungan Perdiknas.
Seluruh keluarga besar Perdiknas selalu ditanamkan kesadaran bahwa Perdiknas dan seluruh lembaga pendidikan di bawahnya adalah rumah kedua. Bukan sekedar menjadi tempat menimba ilmu, tapi juga ada kehangatan keluarga di dalamnya, layaknya berada di rumah yang penuh kebersamaan dan keceriaan.
“Yang datang kesini seperti pulang ke rumah. Ada delapan fungsi keluarga yang juga kami terapkan di Perdiknas,” ujar Tini Gorda yang juga Ketua Umum Forkomwil Puspa Provinsi Bali itu.
“Keluarannya ada karakter yang melekat dan karakter kuat ini jadi kebiasaan. Misalnya karakter GTS (Good, Trustworthy, Smart),” imbuh perempuan yang juga Ketua BKOW Provinsi Bali itu.
Kegiatan pramuka Spenas Scout Competition 2018 ini yang identik dengan pendidik dan pembangunan karakter ini juga sejalan dengan cita-cita Perdiknas untuk mencetak generasi emas bangsa yang GTS (Good, Trustworthy, Smart).
Spirit pramuka ini juga diimplementasikan secara nyata dalam keseharian proses pendidikan di seluruh lembaga pendidikan di bawah Perdiknas mulai dari SMP Nasional Denpasar, SMK Teknologi Nasional dan Undiknas (Universitas Pendidikan Nasional) Denpasar.
“Kelapa tumbuh tidak memilih tempat. Begitulah juga lulusan dari lembaga pendidikan di bawah Perdiknas. Mereka bisa beradaptasi di lingkungan apapun,” tandas Tini Gorda.
Spenas Scout Competition 2018 ini diikuti adik-adik pramuka penggalang SD Kwartir daerah Bali dengan jumlah peserta mencapai 224 orang yang terdiri atas 14 gugus depan SD dengan memperebutkan piala bergilir dari Perdiknas.
Istimewanya, pembukaan Spenas Scout Competition 2018 diawali dengan menanam bibit kelapa di halaman Perdiknas.
Kompetisi ketangkasan dan keterampilan baris-berbaris kepramukaan ini serangkaian peringatan jubileum emas (50 tahun) Perdiknas yang jatuh pada 31 Desember 2018 dan memeriahkan
HUT ke-44 SMP Nasional Denpasar. (wbp)