Tancapkan Keris, Mahabandana Prasada dan Festival Puputan Badung 2018 Dibuka
(Baliekbis.com), Serangkaian peringatan Puputan Badung ke-122 tahun 2018, Pemkot Denpasar bekerjasama dengan Desa Dangin Puri Kaja dan Banjar Tainsiat kembali menggelar Mahabandana Prasada dan Festival Puputan Badung tahun 2018. Pada gelaran tahun ini adapun tema yang diangkat yakni ‘Tejaning Puputan Jiwa Sutha Kertha Budaya’ yang bermakna melalui sepirit puputan menjadikan Denpasar kota layak anak berbudaya. Kegiatan yang berlangsung tiga hari sejak 20 hingga 22 September 2018 ini dibuka Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Kamis (21/9) di Kawasan Monumen I Gusti Ngurah Made Agung, Catus Pata Banjar Tainsiat yang ditandai dengan pemukulan kendang perang.
Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPD RI sekaligus Pangelingsir Puri Denpasar, AA Ngurah Oka Ratmadi, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar, Ketut Suteja Kumara, Pangelingsir Puri se-Kota Denpasar serta pimpinan OPD se-Kota Denpasar.
Kegiatan diawali dengan penampilan Fragmentari Sureng Bhawana yang menceritakan tentang karamnya kapal Sri Komala Sari milik Belanda di kawasan Pantai Sanur. Dilanjutkan dengan penampilan empat warisan budaya tak benda nasional asal Kota Denpasar yakni Tradisi Ngerebong, Baris Cina, Baris Wayang, dan Tradisi Bas Merah yang diiringi instrumen gambelan Adhi Merdangga. Dan sebagai pemuncak acara Walikota Rai Mantra turut menancapkan Keris Puputan Badung di depan Monumen I Gusti Ngurah Made Agung. Selain itu turut dipentaskan iring-iringan Tari Legong.
Kadisbud Kota Denpasar selaku Ketua Panitia, IGN Bagus Mataram mengatakan bahwa bergerak dalam bingkai tema pokok di atas. Adapun seluruh rangkaian kegiatan Maha Bandana tahun ini semaksimal mungkin turut melibatkan anak-anak. Sehingga upaya dalam mendukung Denpasar sebagai kota layak anak dapat dimaksimalkan.
Dari pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat mengingatkan seluruh masyarakat kota tentang perjuangan para pendahulu dalam mempertahankan tananh kelahiran. Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini juga untuk menggaungkan arti puputan sebagai sikap mendalam yang rela berkorban untuk negeri.
Adapun kegiatan ini dikemas dalam dalam beberapa kegiatan pokok yakni pawai budaya yang melibatkan sedikitnya 700 seniman, Warisan budaya tak benda nasional asal Denpasar, Pameran kuliner dan kerajinan, pementasan kesenian, parade yoga anak-anak, latihan menari bersama maestro serta kegiatan lainya yang dipusatkan di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung. Sedangkan untuk Festival Puputan Badung ke-5 dipusatkan di Kawasan Jalan Veteran.
Sementara, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa I Gusti Ngurah Made Agung merupakan salah satu pahlawan nasional asal Kota Denpasar. Sehingga semangat puputan yang ditanamkan sejak masa perjuangan harus dimaknai di era pembangunan saat ini. “Semangat perang puputan beliau (I Gusti Ngurah Made Agung, red) harus kita maknai bersama dalam kehidupan saat ini dalam mendukung pembangunan di Kota Denpasar ini,” paparnya. (ags)