Tarian Sakral Warnai Piodalan Padmasana Dewan
(Baliekbis.com), Piodalan di Pura Dharma Praja Udiana pada Purnama Kasa Saniscara Wage Prangbakat (8/7/2017) dipuput oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Buruan, dari Griya Manuaba Buruan – Gianyar berlangsung khusuk serta diwarnai tarian sakral. Sempat gerimis bahkan hujan kecil di pagi hari, tidak menyurutkan semangat umat sedharma untuk tangkil dan “ngaturang ayah” serangkaian Piodalan yang sedang berlangsung. Sejak pagi buta panitia yang berasal dari Staf Sekretariat DPRD Provinsi Bali dibawah Koordinator Bapak Sekwan I Wayan Suarjana, SE.MT. (sekaligus sebagai penanggung jawab), telah mempersiapkan segala upakara (sesajen) untuk pelaksanaan Piodalan. “Dalam piodalan kali ini, yang merupakan piodalan nugtugang karya tahun lalu, pihak panitia nunas pemuput dan upakara di Griya Manuaba Buruan Gianyar,” kata Suarjana. Piodalan kali ini menghaturkan 1 (satu) bebangkit, pulagembal, dan pecaruan di Padmasana dan pelinggih serta beberapa titik di Lingkungan Kantor DPRD Provinsi Bali. Di tengah-tengah Ida Pedanda ngawit mepuja, tampak pentas menujukkan kebolehannya Ibu-Ibu Gatriwara (Gabungan Istri Wakil Rakyat) yang dipimpin langsung oleh Ketuanya Ibu Ningsih Wiryatama (Istri Ketua DPRD) didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekretariat DPRD Ibu Suci Suarjana (Istri Sekwan) bersama beberapa Anggota Gatriwara, serta Kabag Keuangan (Gung Eka) ikut serta dalam kelompok Penari tersebut. Para Penari dengan lemah gemulai menggerakkan badan “ngayah” menarikan Tarian Rejang Renteng. Ada seni, keindahan dan estetika dalam setiap tarian bali, tapi yang paling utama adalah makna dan filosofi yang terkandung dalam tarian tersebut. “Kami bangga dan sangat senang bisa ngayah, dan hal ini akan kami lakukan rutin setiap ada Piodalan,” jelas Ningsih Wiryatama.
Disela-sela penampilan penari, juga dilantunkan tabuh slonding yang membawa suasana hening dan kesucian piodalan semakin terasa. Berikutnya, berturut-turut dipentaskan tarian sakral seperti Tari Jauk Keras dan dilanjutkan dengan Topeng dan yang paling utama adalah Topeng Sidakarya, sebagai simbol dan penuh harapan karya & piodalan terlaksana dengan lancar “sida sidaning don tur labdakarya”. Dilanjutkan dengan persembahyangan bersama, baik Dewan maupun Staf Sekretariat. Tampak hadir Para Pimpinan dan Anggota Dewan serta Staf Sekretariat DPRD Provinsi Bali. Selesai sembahyang bersama dilanjutkan dengan nunas tirta wangsupada dan bija, sebagai perlambang bahwa para pemedek (umat sedharma) mendapatkan anugerah dan kerahayuan serta kemakmuran (lambang bija). Usai persembahyangan bersama, Wakil Ketua I Gusti Bagus Alit Putra, S.Sos. (mewakili Ketua DPRD) menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara/upakara dan persembahyangan bersama serangkaian Piodalan di hari Suci Purnama ini, hendaknya dimaknai sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih kehadapan Hyang Widhi Wasa atas segala anugerah kepada Lembaga Dewan dengan seluruh komponen, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas kedewanan dengan baik. (ist)