Teh Herbal Bukit Hexon Laris di Pasaran
(Baliekbis.com), Teh herbal Bukit Hexon terutama yang diracik dari bahan kunyit, jahe merah dan temu lawak, belakangan ini sangat laris pasaran, karena karena mampu meningkatkan kekebalan daya tubuh, untuk menangkal virus corona (COVID-19) dan jenis bakteri lainnya. Zat, senyawa dan mineral yang terkandung dalam temu-temuan (rimpang) pada ketiga jenis teh herbal tersebut sangat diperlukan oleh tubuh untuk menjaga fungsi organ tubuh agar tetap sehat mampu terhindar dari segala jenis virus dan bakteri, kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana di Denpasar, Selasa (17/3).
Ia mengatakan, masyarakat konsumen yang biasanya membeli secara eceran satu kotak seharga Rp 33.000 kini memborong ada yang mencapai 5-10 kotak sebagai cadangan. Mengantisipasi hal itu pihaknya meningkatkan kapasitas produksi teh herbal Bukit Hexon. Dengan demikian kebutuhan konsumen akan teh herbal tetap terlayani dengan harga yang terjangkau. Teh herbal Bukit Hexon itu dikonsumsi dua kali sehari yakni pagi dan sore tanpa gula (1 sachet untuk 1-2 kali seduh) niscaya tubuh selalu sehat dan prima.
Jahe merah (Zingiber Officinale Varubum) merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu aneka jenis masakan dan bahan baku untuk membuat minuman herbal mengandung khasiat untuk menyembuhkan 10 jenis penyakit yang mengganggu dan menyerang kesehatan tubuh.
Jahe merah mengandung khasiat untuk mencegah dan mengobati masuk angin, obat pencernakan atau obat untuk mengatasi sembelit atau BAB (Buang Air Besar), antirematik, mengatasi radang tenggorokan (bronkitis), meredakan nyeri otot, alergi, nyeri haid, nyeri lambung, meredakan sakit pinggang, mengatasi lemah syahwat, penambahan stamina, mengobati pusing, amandel serta mengatasi dan mengobati asma.
Jahe merah merupakan salah satu dari 17 jenis teh herbal Bukit Hexon yang telah diproduksi dan pemasarannya menjangkau Bali, berbagai daerah di Indonesia. Rimpang jahe merah mengandung senyawa-senyawa kimia dan gingerol 1,8 cineole 10-dehydro-gingendiono, 6 gingerdiono, arginine acid, aspartic, 8 B-sitostreol, capyllc acid dan unsur-unsur pati seperti tepung kanji serta serat-serat resin dalam jumlah sedikit. Berdasarkan beberapa peelitian dalam minyak atseri jahe terdapat beragam unsur dan sebagainya yang menjadi sumber bahan baku terpenting dalam industri farmasi dan obat-obatan.
Pak Oles menjelaskan teh herbal yang diracik dari kunyit dan temulawak mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, karena semua bagiannya bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit maupun sebagai penyedap rasa masakan. Daunnya dapat digunakan sebagai penyedap rasa pada masakan kue atau rendang (biasanya jika kue hanya menggunakan ekstrak) untuk makanan atau sayuran dimasukkan 4-6 helai daun kunyit.
Dari hasil tes uji yang dilakukan Balai Penelitian Tanaman dan Obat diperoleh sejumlah zat (senyawa) dalam rimpang temulawak, antara lain, air 19,98%, pati 41,45%, serat 12,62%, abu 4,62%, abu tak larut asam 0,56%, sari air 10,96%, sari alkohol 9,48% dan kurkumin 2,29%. Dari hasil pengujian tersebut ditemukan juga kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpenoid, glikkosida tannin, saponin dan steroid. Selain juga juga terdapat kandungan minyak atsiri sebesar 3,81%.
Manfaat temulawak pada kesehatan yakni sebagai antiseptik alami bagi tubuh terutama pada luka bakar, detox alami untuk hati, meningkatkan ASI bagi ibu menyusui, mengurangi rasa sakit pada wanita saat sedang menstruasi, meningkatkan vitalitas tubuh, memperbaiki sistem metabolisme pada pencernakan, mengontrol lemak dan kadar kolestrol dalam tubuh, menambah nafsu makan, mengobati maag, sakit kepala, masuk angin dan juga sembelit serta mencegah perkembangan bakteri yang dapat merusak gigi.
(ist)