Tekankan Ekonomi Kreatif Demi Menggerakkan Sektor Pariwisata
(Baliekbis.com), Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menggelar event tahunan bertajuk Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) sebagai event pertemuan kota-kota kreatif di Indonesia yang di gelar di Sahid Hotel dan Jwalk Yogyakarta dari tanggal 15-20 Oktober. Tak ketinggalan, Denpasar yang merupakan kota kreatif berwawasan budaya ini juga turut andil pada ajang yang mempertemukan 170 delegasi kabupaten/kota kreatif di Indonesia ini.
Pada ajang tersebut, Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra mendapatkan kehormatan menjadi pembicara dalam sesi Talkshow dan Launching Kota Kreatif Pariwisata. Orang nomor satu di Kota Denpasar ini satu panggung bersama deretan pembicara seperti Paulus Mintarga dari Rempah Rumah Karya, Prof. Dr. Widodo Muktiyo Wakil Rektor 4 UNS, dan para pelaku pariwisata. “Pariwisata menjadi suatu kunci dalam pengembangan ekonomi kreatif,” ujar Walikota Rai Mantra.
Lebih lanjut dikatakan Denpasar dalam visi misi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan menuju Keharmonisan. Dari visi misi ini bagaimana keberadaan Kota Denpasar sebagai sebuah kota budaya. Dalam pariwisata kreatif, Pemkot Denpasar mengkemasnya tak jauh dari visi misi yang diemban selama ini. Bagaimana kebahagiaan masyarakat lewat pemberdayaan yang nantinya diharapkan masyarakat dapat kreatif.
Tak hanya itu, Rai Mantra menjelaskan bahwa hal ini juga telah didukung dengan kebijakan dan implementasi reformasi birokrasi yang ada. Seperti peningkatan pelayanan publik dengan memberikan kemudahan kepada anak-anak muda serta insan kreatif dalam mengurus ijin usaha. Cukup ditingkat kecamatan para insan kretif ini dapat melakukan penguruan ijin usaha secara gratis.
Disamping itu juga memberikan peningkatan produk kreatif yang ada, seperti halnya keberadaan kuliner tradiaional Bali yang mewajibkan hotel-hotel yang ada untuk menampilkan menu tradisional Bali. Adanya tenun khas yakni endek juga perlu diperhatikan lewat mendorong penggunaan dan kebanggaan memakai kain endek. Langkah ini tentunya didukung dengan membangun partisipasi masyarakat berbasis potensi lokal hingga membangun networking serta coworking space. “Daya dukung smart city juga tak terlepas dari penguatan pariwisata kreatif. Denpasar smart city tampil dengan akses kemudahan kepada masyarakat. Baik itu dalam tatanan Denpasar Smart City,” paparnya.
Dari apa yang telah dipaparkan Rai Mantra memberikan contoh bagaimana sebuah pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan berkelanjutan dan memberikan dampak pada kesejahteraan masyarakat. Penataan tukad atau sungai yang ada di Denpasar, salah satunya penataan Tukad Bindu, Kesiman yang memberikan sebuah pendekatan pemberdayaan masyarakat. Langkah ini telah mampu memberikan nilai tambah kepada masyarakat setempat serta menjadikan Tukad Bindu sebagai salah satu destinasi wisata baru Denpasar dan menjadi juara kebersihan sungai tingkat Nasional. “Festival-festival yang ada juga sebuah langkah penguatan dalam pencapaian pariwisata kreatif lewat pengembangan ekonomi kreatif yang juga perlu mendapat dukungan melalui kebijakan pemerintah, hingga pemberdayaan masyarakat,” harapnya. (pur)