Terima Delegasi China, Koster Jelaskan Taksu Bali Magnet Bagi Wisatawan
(Baliekbis.com), Gubernur Bali Wayan Koster menerima audiensi rombongan Fujian Province Of China dan Pingtan Delegations di kediaman Gubernur Bali, Jayashaba, Denpasar, Senin(15/7).
Pada kesempatan itu dibahas jalinan kerja sama antarkedua daerah khususnya sektor pariwisata. Gubernur Koster mengapresiasi jalinan kerja sama yang akan dibangun, dengan tetap berpegang teguh pada kearifan lokal yang tumbuh di tengah kehidupan masyarakat Bali.
Pariwisata Bali tumbuh dan berkembang bernapaskan seni, budaya dan agama, sehingga wajib untuk dipelihara, dijaga, dilestarikan dan tetap dikembangkan agar tidak tergerus oleh perubahan zaman.
“Bali merupakan pulau yang unik dengan berbagai kekayaan adat, tradisi, budaya dan kearifan lokalnya. Kesemuanya itu menyatu dengan pelaksanaan agama dalam tatanan kehidupan masyarakat Bali yang sudah mendarah daging dan terpelihara dengan baik, bahkan diaktualisasikan dalam berbagai bentuk seni seperti tari-tarian, karawitan, kekawin, seni memahat, seni rupa dan sebagainya,” ujar Koster menjelaskan.
Menyatunya kekayaan adat, tradisi dan budaya, lanjut dia, telah menumbuhkan taksu tersendiri bagi Bali. Tak jarang juga telah menjadi magnet atau daya tarik bagi para wisatawan untuk terus mengunjungi pulau seribu pura ini.
Berdasakan itulah, menurut Gubernur Koster, dirinya selaku pimpinan daerah mempunyai kewajiban moral untuk tetap menjaga keajegan seni, budaya dan tradisi. Memastikan semua itu terpelihara dengan baik, dan masyarakat pun selama ini menghargai setiap kekayaan yang dimiliki Bali.
“Saya sebagai Gubernur Bali berkomitmen untuk melestarikan, menjaga dan mengembangkan seni yang ada, serta menata tempat-tempat berkesenian yang ada. Melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, kami akan menjaga alam, masyarakat dan kebudayaan Bali,” kata Gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali.
Sementara itu, Mr Cheng Sang Kuan selaku ketua rombongan, menyampaikan bahwa tujuan dari kunjunganya adalah untuk belajar tentang konsep dan praktik lanjutan mengenai manajemen operasi pariwisata, perencanaan dan konstruksi perkotaan yang diterapkan Bali.
“Dari hasil studi di Bali, nantinya akan dimanfaatkan sebagai perbandingan untuk membantu pembangunan di Pingtan, yang selama ini dikenal sebagai pulau pariwisata internasional,” ujarnya.
Di hadapan Gubernur Koster, Mr Cheng Sang Kuan sempat memaparkan kondisi geografis Pingtan yang merupakan pulau terbesar kelima di Tiongkok. Disebutkan, Pingtan terletak di bagian timur laut Provinsi Fujian, China, terdiri atas 126 pulau kecil dan 702 batu karang. Karenanya, pulau ini dikenal sebagai pulau ribuan terumbu karang (coral).
Pulau memiliki luas daratan sekitar 392,92 kilometer persegi, dan luas laut 6.064 kilometer persegi.
Mengenai populasi di pulau tersebut, ia mengatakan sekitar 440.000 jiwa.
“Provinsi Bali adalah tujuan wisata terkenal di Indonesia dan dunia, sehubungan dengan pemandangan alam dan manusianya yang indah. Ada banyak pengalaman dalam pengembangan industri pariwisata, manajemen operasi pariwisata, serta perencanaan dan konstruksi perkotaan yang patut dipelajari dari Bali. Saya berharap kedua tempat ini dapat memperkuat pertukaran dan kerja sama,” ujarnya.
Lebih jauh iaa menyatakan, pemerintah pusat Tiongkok sangat mementingkan pengembangan terbuka Pingtan dan memberi Pingtan tiga zona unggulan, yakni ‘zona eksperimental, zona perdagangan bebas + pulau wisata internasional’.
“Pada bulan November 2011, pemerintah kami menyetujui ‘Rencana Pengembangan Keseluruhan Area Eksperimental Pingtan’, selanjutnya pada bulan April 2015, area Pingtan dari Zona Perdagangan Bebas Fujian secara resmi didirikan,” ucapnya.
Selanjutnya pada 8 Agustus 2016, Komite Pusat menyetujui ‘Pariwisata Internasional Pingtan’ dan program pembangunan pulau di kawasan itu. Secara khusus, pada 1 November 2014, Presiden Tiongkok Xi Jinping secara pribadi pergi ke pulau itu untuk memeriksa dan melukis cetak biru untuk pengembangan strategis ‘satu pulau, dua jendela dan tiga kabupaten’ untuk Pingtan, serta menjadikan Pingtan sebagai ‘jendela pembuka’ penting bagi China, katanya mengungkapkan. (ist)