Terjaganya Inflasi Jadi Momentum Perkuat UMKM Pangan dalam Pemulihan Ekonomi
(Baliekbis.com), Inflasi yang terjaga menjadi momentum untuk memperkuat peran UMKM pangan dalam pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Untuk itu, peran UMKM perlu diperkuat dalam ekosistem ekonomi secara terintegrasi disertai adaptasi penggunaan teknologi digital yang diperluas guna mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas harga,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021 dengan tema “Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan Melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan”, Rabu (25/8).
Acara dihadiri oleh Presiden, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua TPIP, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, Ketua Dewan Komisioner OJK, Gubernur dan Walikota/Bupati seluruh Indonesia.
Perry menyampaikan sampai Juli 2021, inflasi terjaga rendah sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar, belum kuatnya permintaan, serta ketersediaan pasokan.
Inflasi 2021 dan 2022 diprakirakan akan terjaga dalam kisaran sasarannya yaitu 3,0±1%, meskipun risiko kenaikan inflasi pada tahun 2022 perlu diantisipasi sejalan dengan kenaikan permintaan domestik dan harga komoditas dunia.
Dikatakan, sinergi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), disertai berbagai inovasi program pengendalian inflasi akan terus diperkuat untuk memastikan terjaganya stabilitas harga.
Transformasi untuk mendukung peran UMKM perlu terus dilakukan melalui pengembangan klasterisasi, peningkatan kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan.
Ke depan, transformasi digital UMKM diarahkan untuk terus meningkatkan daya saing, tidak hanya dalam mata rantai pasok lokal dan nasional, tetapi hingga mata rantai global.
Presiden Joko Widodo saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi 2021 menekankan tiga hal penting kepada TPIP dan TPID untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga.
Pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga, terutama barang kebutuhan pokok, dengan mengatasi kendala produksi dan distribusi yang ada di daerah.
Kedua, melanjutkan upaya yang tidak hanya fokus pada stabilitas harga tetapi juga proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif. Hal ini antara lain dilakukan dengan mendorong peningkatan produktivitas petani dan nelayan serta memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas.
Ketiga, meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian sehingga memiliki kontribusi yang semakin besar dalam menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi. Untuk mendukung hal tersebut, kelembagaan petani perlu terus diperkuat, akses pemasaran diperluas dengan pemanfaatan teknologi termasuk platform digital, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dioptimalkan dengan mempercepat dan mempermudah penyalurannya termasuk menyesuaikan dengan karakteristik usaha pertanian, serta didukung pula dengan pendampingan yang intensif kepada pelaku usaha pertanian.
Dalam kesempatan ini, Presiden juga menganugerahkan penghargaan TPID Awards kepada Provinsi, serta Kota/Kabupaten yang dinilai berhasil dalam merealisasikan program pengendalian inflasi di daerahnya selama tahun 2020.
TPID Kabupaten Badung dan TPID Kabupaten Bangli masuk sebagai nominasi pemenang TPID Berprestasi untuk kategori TPID Kabupaten/Kota Non IHK Wilayah Jawa-Bali.(ist)