Terkait Inflasi, Trisno Nugroho: Jaga Harga Jangan Sampai Bergejolak
(Baliekbis.com), Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho mengingatkan pentingnya menjaga harga-harga barang (kebutuhan pokok) jangan sampai bergejolak. Seperti pada harga cabai yang kadang melonjak tinggi.
“Kalau harga tidak sampai bergejolak, maka akan sama-sama untung antara petani dan konsumen,” ujar Trisno Nugroho didampingi Deputi Direktur KPw BI Bali Donny H. Heatubun saat memberi pemaparan dalam Media Gathering, Jumat (30/9) di Senggigi, NTB. Media gathering yang berlangsung selama tiga hari sejak Kamis (29/9) hingga Sabtu (1/10) diikuti puluhan
wartawan dari berbagai media di Bali.
Menurut Trisno pertumbuhan
ekonomi saat ini lagi turun, sementara inflasinya naik. Bahkan beberapa negara tingkat inflasinya sangat tinggi. Terkait tingginya inflasi ini yang perlu mendapat perhatian adalah dimana harga (barang) naik tapi pendapatan tetap. Hal ini tentu akan mempengaruhi daya beli dan berdampak, pada kesejahteraan.
Karena itu perlu menjaga agar harga-harga jangan sampai bergejolak tajam. “Perlu ada kerja sama dengan pihak terkait sehingga harga lebih terjaga/stabil,” jelas Trisno.
Dikatakan BI bersama Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah kabupaten dan kota se- Bali, terus melakukan koordinasi dan upaya memulihkan perekonomian setelah terdampak Covid-19 yang menyebabkan ekonomi terpuruk. Upaya yang dilakukan dengan mengoptimalkan koordinasi dan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kabupaten dan Kota sehingga bisa menahan laju inflasi daerah.
Trisno Nugroho juga mendorong upaya-upaya memaksimalkan potensi sumber daya lokal yang sangat besar potensinya untuk memberdayakan petani dan UMKM seperti beras, telur, hingga garam dan sayuran yang berkualitas. Juga kain endek dan arak lokal yang kini sudah masuk ke hotel-hotel berbintang.
“Jadi dengan memberdayakan potensi lokal ini maka kita tidak lagi mendatangkan barang dari luar Bali. Jika ini menjadi gerakan bersama dan semakin banyak yang memanfaatkan produk lokal Bali, maka akan mampu menggerakkan ekonomi sehingga pertumbuhan bisa makin meningkat.
Selain inflasi, Trisno juga menjelaskan terkait kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Kenaikan ini diharapkan bisa meningkatkan investasi serta mendukung pertumbuhan kredit. “Kita yakin kenaikan suku bunga itu bisa sejalan dengan kebutuhan kredit,” ujarnya. (bas)