Tingkatkan Ekspor, Perajin Perak Celuk Dibekali Ilmu Manajemen Produksi
(Baliekbis.com), Puluhan perajin perak di Desa Celuk, Sukawati dan sekitarnya, Rabu (28/11), berkumpul untuk mengikuti pelatihan. Kali ini perajin dibekali ilmu manajemen produksi sebagai upaya peningkatan ekspor produk perhiasan perak. Pelatihan yang dilaksanakan selama tiga (3) hari, bertempat di Vila Santhi Mandala, Sukawati, Gianyar.
Pelatihan bekerja sama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Kabupaten Gianyar. Menurut Kadis Perindag Kabupaten Gianyar I Wayan Suamba, pelatihan ini sebagai upaya membangkitkan kembali kerajinan perak khususnya Desa Celuk setelah sebelumnya sempat terpuruk.
“Pelatihan ini sudah kesekian kalinya, dan saya kira pemerintah serta stakeholder terkait lainnya sudah berupaya maksimal untuk membangkitkan kejayaan perak Desa Celuk. Sekarang tergantung perajin untuk menerapkan di lapangan,” ujar I Wayan Suamba usai membuka pelatihan.
Digenjotnya ekspor perak, menurut Wayan Suamba, karena perhiasan perak sebelumnya menjadi penyumbang devisa terbesar untuk ekspor nonmigas di Propinsi Bali, namun perdagangan ekspor perak masih belum menunjukkan tren positif selama 5 tahun terakhir.
Justru kata Wayan Suamba, pihaknya banyak menemukan perhiasan perak motif Celuk ditiru dan dikembangkan di beberapa negara. “Ini berarti motif perak Celuk sudah mempunyai nama dan desainnya tidak ada duanya. Kenapa tidak kita di Bali saja yang ekspor?,” tegas Wayan Suamba.
Secara umum, tambah Wayan Suamba, nilai ekspor perhiasan perak Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebesar USD 42,8 juta, turun drastis sebesar 90,97 % dibandingkan tahun 2015 dengan nilai ekspor sebesar USD 474,6 juta.
“Upaya yang telah kami lakukan bersama unit-unit terkait di Kementerian Perdagangan, salah satunya melalui kegiatan pilot project perhiasan perak di Desa Celuk untuk mengidentifikasi dan menganalisa hambatan perdagangan ekspor perak,” jelas Wayan Suamba. Selain itu, giat melaksanakan pameran sebagai upaya promosi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Terkait hasil pelatihan yang sudah sering dilaksanakan, menurut Suamba, akan dilakukan evaluasi. Sementara perwakilan PPEI, Wijaya mengatakan perhiasan Desa Celuk berpeluang untuk bangkit dan menemukan masa kejayaannya lagi. Alasannya karena perak Celuk memiliki memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam motif ukiran dan sebagian besar proses produksinya masih dilakukan secarahandmade.
“Kami optimis dalam beberapa tahun ke depan, ekspor perhiasan perak Celuk meningkat,” tegas Wijaya. Terkait materi pelatihan yang diberikan diantaranya tentang manajemen produksi, strategi pemasaran, serta aktivitas lainnya yang menunjukkan nilai tambah. (hms)