Tingkatkan Hasil Petani, Bagus Askara Dorong Pelaku Usaha Komit Dukung Pergub 99/2018
(Baliekbis.com),
Perkembangan usaha pertanian di Kota Denpasar terutamanya Denpasar Utara yang masih memiliki lahan pertanian cukup luas sebenarnya cukup bagus. Namun harus diakui hingga saat ini petani belum maksimal merasakan keuntungan dari usahanya itu.
“Pemasaran produk pertanian kerap menjadi kendala, belum ada kepastian jaminan pasar secara berkesinambungan,” jelas Ida Bagus Askara Sugiarta yang akrab disapa Bagus Askara, Senin (11/3) di Denpasar.
Menurut calon legislatif (caleg) DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Utara dari Partai NasDem nomor urut 12 ini, di era modern atau era industri 4.0 berbagai usaha yang dijalani akan menghadapi penuh persaingan, dan ini juga menjadi tantangan petani tradisional khususnya. “Seperti ketika panen raya, produksi melimpah, supplay-demand jadi tidak seimbang. Petani rugi karena harga anjlok,” ucapnya.
Menurut Bagus Askara dampak dari situasi tersebut bisa menyebabkan adanya penurunan animo petani untuk meningkatkan produksi baik kuantitas maupun kualitas. Bahkan kondisi itu akan berdampak terhadap minat generasi muda untuk bertani.
Sebenarnya sejumlah
pendekatan telah diupayakan untuk
memecahkan kendala yang ada. Dari mulai menumbuhkan jejaring pasar dengan memberdayaan lembaga-lembaga petani yang ada maupun membentuk lembaga pemasaran seperti Sub Terminal Agribisnis (STA), mempertemukan antara pelaku pasar dan produsen. Juga penyelenggaraan promosi, pameran hingga pasar lelang. Namun sampai saat ini pemasaran produk pertanian belum sesuai harapan,” jelasnya.
Dan terakhir tambah Bagus Askara, Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan kebijakan strategis yang menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat petani dengan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
“Dimana Pergub Bali tersebut sangat bermanfat bagi masyarakat petani dan nelayan supaya nantinya terus bisa berperan aktif mempromosikan, dan membangkitkan kebanggaan terhadap produk mereka,” tambahnya. Dan sudah tentu yang tak kalah penting adalah harus ada komitmen agar produk pertanian lokal dimanfaatkan dengan baik oleh pihak swasta seperti hotel, restoran dan katering dan masyarakat. Tanpa komitmen itu, maka nasib petani tetap tak bisa maju, apalagi lahan pertanian makin menyusut. (sus)