Tingkatkan Kapasitas dan Pelayanan, Bandara Ngurah Rai Kebut Pembangunan Parkir Bertingkat
(Baliekbis.com), Merespon kejadian hari Rabu (4/7) mengenai kepadatan lalu lintas di lingkungan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai yang disebutkan dalam pemberitaan di media yang diakibatkan karena pembangunan fasilitas _Multi Level Car Parking_ (MLCP) atau gedung parkir bertingkat di area kedatangan Terminal Domestik. Bahwa kondisi eksisting Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali saat ini hanya mempunyai kapasitas lahan 285 hektar. Pada semester tahun 2018, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai-Bali telah melayani 11.142.386 penumpang (berangkat dan datang) atau naik 10% dari periode yang sama di tahun 2017. Merespon kenaikan yang cukup signifikan tersebut, serta guna meningkatkan fasilitas, kapasitas, dan pelayanan, maka manajemen Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai melakukan beberapa pengembangan infrastruktur mulai dikerjakan, salah satunya adalah pembangunan fasilitas _Multi Level Car Parking_ (MLCP) atau gedung parkir bertingkat.
Sebagai konsekuensi logis dari adanya pembangunan fasilitas bandar udara, akan terdapat beberapa penyesuaian terhadap kegiatan di lingkungan sekitar bandar udara, termasuk arus lalu lintas atau _flow_ kendaraan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai. Hal ini selalu dievaluasi secara periodik oleh pihak pengelola bandar udara.Pembangunan fasilitas MLCP ini merupakan upaya dari Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai untuk meningkatkan pelayanan dan kapasitas bagi pengguna jasa bandar udara. Fasilitas gedung parkir baru ini direncanakan akan memiliki luas total sekitar 38 ribu m2, dan akan mampu menampung 1.015 kendaraan roda empat. Pembangunan fasilitas MLCP juga ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di tahun 2019 nanti, serta untuk mendukung operasional harian dan mengantisipasi pelayanan saat adanya pertemuan tahunan IMF–World Bank yang akan diselenggarakan. Oktober 2018.
General Manager Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi mengatakan dalam kondisi normal, pembangunan MLCP sudah dilakukan kajian mengenai akses lalu lintas di lingkungan bandar udara, termasuk mengenai penyediaan slot parkir sebagai pengganti lahan parkir yang terdampak pembangunan fasilitas MLCP tersebut. Saat ini terdapat sekitar 200 slot parkir yang terdampak, dan hal ini sudah diantisipasi dengan mendistribusikan slot parkir di sebelah utara area parkir terbuka kendaraan roda empat saat ini sejumlah 188 slot parkir. “Sementara untuk bus, parkir akan dipindahkan di area kendaraan roda 2 dengan memanfaatkan sebagian lahannya, dengan konfigurasi yang nanti akan kami atur,” jelasnya.
Pada akhirnya, pihak Angkasa Pura I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai hanya melakukan optimalisasi lahan yang sangat terbatas serta yang menjadi tantangan adalah proses pembangunan di saat operasional bandara berjalan. “Selanjutnya kami memohon kepada pengguna jasa bandar udara untuk dapat maklum, karena terjadinya penyesuaian antrean di jalur keluar dan jalur masuk kendaraan,” ujar Yanus. Untuk menanggulangi adanya kepadatan flow keluar masuk bandar udara, pengelola Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai menyiapkan sebanyak 8 toll gate di gerbang utama dengan sistem double process, di mana satu gate berisi dua petugas untuk mengoptimalkan adanya penyesuaian antrean kendaraan, serta 4 tol gate di area kedatangan Terminal Domestik.
Terkait adanya kondisi kepadatan lalu lintas di lingkungan bandar udara yang terjadi pada hari Rabu (4/7), manajemen Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai juga menjelaskan bahwa kepadatan tersebut terjadi pada saat peak hour serta ditambah adanya kepadatan lalu lintas di area luar bandar udara yang diakibatkan adanya insiden lalu lintas di luar bandar udara serta dampak dari pembangunan underpass. Situasi peak hour Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai terjadi pada pukul 15.00-18.00 WITA dan 19.00-23.00 WITA, di mana pada rentang waktu ini terdapat total 38 arrival flight dan 47 departure flight di terminal domestik, serta 40 arrival flight dan 36 departure flight di terminal internasional.
“Sehingga kami mengharapkan proses penyelesaian infrastruktur di area luar Bandar Udara segera selesai dan kami menghimbau kepada masyarakat untuk menyesuaikan waktu perjalanan ke Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali dengan mempertimbangkan Peak Hour jadwal penerbangan, untuk menghindari keterlambatan jadwal penerbangan,” tutup Yanus. (ist)