Tingkatkan Kemampuan Wanita Hindu, WHDI Kab. Gianyar Gelar Pelatihan Banten
(Baliekbis.com), Ulah aluh, ulah enggal, ulah pragat, ( asal gampang, cepat dan asal jadi) paradigma ini sering kita dengar dalam kaitannya dengan pembuatan banten. Kebiasaan ingin serba praktis dengan membeli banten, jangan sampai mengurangi makna dan filosofis dari upacara maupun upacara yang kita persembahkan. Hal ini ditegaskan oleh Ketua WHDI Kabupaten Gianyar, Ny. I.A Diana Dewi Agung saat membuka pelatihan banten bagi pengurus WHDI Kabupaten dan Kecamatan se-Kabupaten Gianyar, di Taman Prakerti Buana Beng Gianyar, Senin (1/4).
Perempuan Bali (Hindu) sering dikatakan seolah-olah mempunyai porsi tersendiri dalam tatanan kehidupan di Bali. Mereka mempunyai peranan penting dalam kelangsungan adat, budaya dan agama. Namun karena pengaruh globalisasi dan teknologi yang demikian pesat, banyak diantara mencari praktis dengan membeli banten. Fenomena ini saat ini tidak saja terjadi di perkotaan saja, namun juga dipedesaan.
Namun hal ini kata Ny. Diana Dewi Agung Mayun seperti dua sisi mata uang, disalah satu pihak menguntungkan pelaku UKM yang bergerak di bidang alat-alat upakara, namun disisi lain ada pandangan negative bahwa kini perempuan Bali tidak ada yang bisa membuat banten maupun tidak memahami makna banten yang dihaturkan.
Berkenaan dengan hal tersebut, Ny. Diana Dewi Agung Mayun yang juga istri Wakil Bupati Gianyar A.A Gde Mayun menjelaskan Pemkab. Gianyar bekerjasama dengan WHDI kabupaten Gianyar mengadakan pelatihan Banten Upakara khususnya banten upacara bayi baru lahir sampai otonan dengan tingkatan upacara terkecil, tetapi maknanya sama dengan tingkatan upacara besar atau utama.
“ Betapapun tingginya karier seorang perempuan Bali, namun dia tidak bisa melupakan kodratnya sebagai Wanita Hindu yang tidak bisa lepas dari adat istiadat dan agama. Lewat pelatihan ini saya harap, kita dapat memanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman kita akan banten dalam upacara sehari-hari,” tegas Ny. Diana Agung Mayun.
Sementara itu ketua panitia pelatihan banten Gusti Agung Alit Sariani, menjelaskan pelatihan ini bertujuan menyamakan persepsi, memperkuat pemahaman dan srada bakti peserta mengenai banten yang dibuat sendiri untuk dipersembahkan baik untuk sehari-hari maupun hari-hari suci. Kegiatan pelatihan berlangsung selama 2 hari (1-2 April) bertempat di Taman Prakerti Bhuana (TPB), Gria Agung Beng Gianyar. Dibimbing oleh Tim Praktisi Upakara TPB, pelatihan diikuti sebanyak 80 orang terdiri dari pengurus WHDI Kabupaten dan pengurus WHDI kecamatan se-Kabupaten Gianyar. (eni)