Tingkatkan Kunjungan, Dwi Yustiawati Ajak Warga Kembangkan Desa Wisata di Klungkung
(Baliekbis.com),Kehadiran desa wisata selain akan mempercepat perkembangan pariwisata juga berdampak langsung bagi perekonomian masyarakat. “Karena itu Klungkung perlu mengembangkan desa-desa wisata untuk mengangkat potensi pariwisata desa agar lebih cepat berkembang,” ujar tokoh masyarakat Klungkung yang juga caleg DPRD Bali dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E. di sela-sela simakrama bersama warga di Klungkung, Senin (28/1).
Ditegaskan desa wisata ini bisa menjadi salah satu ujung tombak untuk mempercepat perkembangan pariwisata Klungkung yang berbasis community based tourism (pariwisata berbasis masyarakat). “Kami harapkan pemerintah daerah dan stakeholder pariwisata lainnya ikut serius membantu mengembangkan desa wisata di Klungkung,” kata Dwi Yustiawati.
Diterangkannya, saat ini di Klungkung terdapat 18 desa wisata yakni Desa Wisata Tihingan, Timuhun, Bakas, Kamasan, Tegak, Gelgel, Besan, Pesinggahan dan Desa Wisata Paksebali. Desa wisata lainnya yakni Jungut Batu, Lembongan, Ped, Batukandik, Tanglad, Desa W Pejukutan, Desa Wisata Batununggul, Desa Wisata Kelumpu, dan Desa Wisata Suana.
Namun belum semua desa wisata ini terkelola dengan baik. Tingkat kunjungan wisatawan di sebagian besar desa wisata juga masih rendah. “Permasalahan sekarang adalah bagaimana menggeliatkan aktivitas pariwisata di desa wisata ini. Sehingga ekonomi masyarakat juga bergerak maju,” kata Dwi Yustiawati yang dikenal sebagai tokoh perempuan berjiwa sosial tinggi dan sangat dekat dengan masyarakat itu.
Untuk itu, kata politisi perempuan asal Nusa Penida itu, ada beberapa hal yang perlu terus dikuatkan dan ditingkatkan. Yakni aspek daya tarik wisata, infrastruktur dan fasilitas penunjang pariwisata, kualitas SDM pengelola hingga dukungan dan keterlibatan aktif masyarakat di sekitar desa wisata tersebut. Untuk aspek daya tarik wisata, masing-masing desa wisata diharapkan mampu menonjolkan karakteristik atau ciri khasnya yang mampu memberikan diferensiasi atau daya tarik yang berbeda dibandingkan desa wisata lainnya. Jadi butuh kreativitas dan inovasi terus menerus.
Ia mencontohkan langkah yang cukup bagus misalnya dilakukan Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Mereka kembali menghidupkan permainan tradisional yakni Mepantigan di lumpur sawah untuk menjadi daya tarik atau atraksi wisata bagi wisatawan yang berkunjung. Wisatawan juga bisa ikut menjadi peserta.
“Desa wisata lainnya bisa menggali kearifan lokal atau juga atraksi maupun permainan tradisional lainnya untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata,” kata Dwi Yustiawati yang bersama suaminya Ketut Leo dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sejak lama membantu pembangunan banyak pura khususnya di kawasan Nusa Penida.
Sementara untuk infrastruktur dan fasilitas penunjang pariwisata, Dwi Yustiawati berharap dapat dibantu dibangun oleh pemerintah. Misalnya fasilitas yang terkesan sepele tapi penting adalah toilet yang bersih dan nyaman. Juga kebutuhan lainnya seperti spot wifi gratis hingga spot foto yang keren, hits dan instagramable.
“Kalau soal wifi gratis sudah ada progam dari Pak Gubernur Bali yang akan memasang wifi ini di banjar-banjar dan objek wisata. Kami harapkan desa wisata juga dapat jatah ini,” kata perempuan kelahiran 11 Desember 1992 ini.
Yang penting juga ada peningkatan kualitas SDM pengelola desa wisata. Disinilah peran pemerintah daerah untuk terus melakukan sosialisasi dan berbagai jenis pelatihan. “Begitu juga lembaga pendidikan pelatihan atau perguruan tinggi di bidang pariwisata bisa ikut berperan aktif,” imbuh Dwi Yustiawati yang juga aktif di Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali itu.
Sementara terkait peran aktif masyarakat setempat, diharapkan di semua desa wisata ini agar terbentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pokdarwis merupakan unjung tombak desa wisata. Ia juga berharap Pemkab Klungkung melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Klungkung terus mendorong pembentukan Pokdarwis di desa wisata dan menyadarkan masyarakat betapa pentingnya peran aktif bersama membangun desa wisata ini. (lmc)