Tingkatkan Produktivitas Penjualan dengan Peningkatan Kualitas Design
(Baliekbis.com), Guna meningkatkan produktivitas pengerajin perak celuk, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar menggelar Workshop Design Produk Kerajinan Perak Celuk. Workshop yang dihadiri oleh Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ditjen PEN Kementrian Perdagangan diikuti oleh 30 pengrajin perak yang ada di Gianyar, Rabu (10/10).
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ari Satria berharap kedepan pengerajin bisa membuat produksi sesuai permintaan pasar ekspor, dengan mengembangkan design perak tersebut. Dilanjutkannya dengan produksi sesuai permintaan pasar ekspor maka peningkatan produktivitas dapat diraih.
Dilanjutkannya bahwa seiring perkembangan selera dunia, design perak juga harus berkembang dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Disamping itu kerajinan perak sebagai aksesoris dan perhiasan memiliki pangsa pasar yang luas karena di era sekarang ini perhiasan tak hanya digunakan kaum perempuan namun juga laki-laki.
Kadis Perindag I Wayan Suamba mengatakan sudah 6 kali mengadakan workshop semacam ini sebagi bentuk perhatian pemerintah terhadap pengerajin perak yang ada di Gianyar. Dilanjutkan Suamba bahwa komunitas kerajinan perak Celuk merupakan kebanggaan nasional. Harapannya dengan diadakan workshop semacam ini, dapat meningkatkan produktivitas penjualan, ekpor. Apalagi Kabupaten Gianyar sedang dinilai sebagai World Craft City (WCC) dan kerajinan perak merupakan salah satu indicator penilaian. Dengan WCC juga diharapkan mampu meningkatkan ekspor dari kerajinan perak celuk.
Lebih lanjut Suamba menambahkan, dari 30 pengerajin perak yang mengikuti workshop akan ada 16 pengerajin yang terpilih untuk mengikuti pameran Trade Ekspor Indonesia (TEI) di Serpong Jakarta yang akan berlangsung 24-28 Oktober 2018. “Pameran TEI merupakan pameran khusus untuk Buyer, kebetulan tahun ini merupakan tahun paling banyak peserta yang ikut pameran TEI” ujar Suamba. Mengingat pameran ini dikhususkan untuk buyer, saya berharap terjadi peningkatan produktivitas dan penjualan. Secara garis besar Suamba mengatakan ada 6 kendala yang dihadapi oleh pengerajin seperti design, bahan baku, promosi, teknologi, sdm, dan permodalan.
Dibalik kendala pengerajin perak, kerajinan perak juga sedang dinilai sebagai warisan budaya oleh dinas pariwisata. Mengingat banyaknya stake holder yang menangani perak Celuk, Suamba berharap jika nanti ada evaluasi dari pemerintah agar pengerajin menyampaikan kondisi yang riil sehingga nanti ada evaluasi lagi dan ada pembenahannya. Suamba juga berpesan agar para peserta memanfaatkan workshop ini untuk menimba ilmu agar dapat meningkatkan kualitas produk serta strategi pemasaran yang efektif di pasar Internasional. Workshop tersebut juga dihadiri Kasubdit Ekonomi Kreatif Hamidi Hasyim, Antam, dan Designer Irene Bedo. (abg)