Tokoh Nusa Penida Made Satria: Perda RTRWP Dukung Percepatan Pengembangan Klungkung
(Baliekbis.com), Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg DPRD Klungkung Dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan berharap segera rampungnya revisi Perda RTRWP agar memberi ruang pengembangan pariwisata di Klungkung khususnya di Nusa Penida. Sebab pengembangan pariwisata di sejumlah kawasan Klungkung masih terganjal akibat belum rampungnya revisi Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Provinsi Bali.
“Perjuangan kami sejalan dengan Pak Bupati. Pariwisata Klungkung khususnya Nusa Penida harus diberikan ruang dan didukung juga dengan regulasi yang tidak hanya mampu mengakselerasi pariwisata tapi juga memproteksi lingkungan, kawasan suci dan adat budaya,” kata Made Satria, di Nusa Penida, Rabu (16/1).
Menurutnya, revisi Perda RTRWP ini memang seharusnya memberi ruang pengembangan pariwisata dan infrastruktur. Jangan sampai zonasinya monoton. Misalnya daerah awalnya diatur zonasi sebagai kawasan perindustrian tapi yang potensial berkembang adalah pariwisata. Maka harusnya direvisi.
Ia mencontohkan pariwisata Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung cukup besar, terutama kawasan pesisir. Masyarakat sangat mengharapkan itu bisa dikembangkan dan dikenal masyarakat luas. Namun, hal tersebut belum bisa terwujud secara penuh. Penyebabnya, karena sesuai RTRWP kawasan itu masuk zona perindustrian.
“Jadi harus ada dinamikanya sesuai perkembangan kekinian. Yang bisa diubah zonasinya ya mesti diubah. Tapi kalau kawasan suci jangan diutak-atik,” tegas Satria. Namun Made Satria juga mewanti-wanti pengaturan zonasi untuk pengembangan pariwisata di Klungkung, khususnya Nusa Penida harus benar-benar dilakukan dengan cermat. Jangan sampai saling bertabrakan dengan kawasan suci atau titik-titik sakral yang ada. Sebab seperti diketahui banyak kawasan suci, sakral seperti pura.
“Terkait titik sakral di Nusa Penida harus tetap dipertahankan dan direalisasikan. Jangan hanya ditetapkan pada tata ruang tapi tidak ada realisasi. Misalnya tidak boleh ada bangunan akomodasi pariwisata di dekat kawasan suci Nusa Penida, tapi dilanggar,” beber Satria. Untuk itu masyarakat dan pelaku pariwisata serta investor tetap juga harus dibina agar taat pada aturan sehingga jangan sampai pengembangan pariwisata Nusa Penida merusak lingkungan dan taksu kawasan ini.
Ia juga mengingatkan semua pihak, baik itu swasta maupun pihak pemerintah mesti menyadari dan meyakini spirit dan taksu Nusa Penida sebagai “Benteng Penjaga” Pulau Bali. Karena itu menurut Made Satria, begitu sangat penting dan mendesaknya penetapan dan penegasan zonasi tata ruang di wilayah Nusa Penida untuk bisa menjaga dan melindungi taksu kawasan ini.
Made Satria bersama masyarakat Nusa Penida tidak ingin melihat glamornya sektor pariwisata di kawasan ini hanya gemerlap atau mentereng di permukaan. Apalagi bersifat sesaat tanpa memikirkan jangka panjang dan masa depan anak cucu serta generasi berikutnya termasuk kelestarian alam Nusa Penida.
Perjuangan dan pengabdiannya untuk mewujudkan Nusa Penida yang maju sektor pariwisatanya. Namun tetap tertata dengan baik, memperhatikan kearifan lokalnya, tetap terjaga dengan baik dan lestari keindahan alamnya. Hingga tetap terjaga dan terpelihara kesucian dan kesakralan roh dan taksunya Pulau Nusa Penida.
Di sisi lain, Made Satria juga terus mengingatkan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan, air bersih dan listrik. Dalam setiap kesempatan simakrama dengan masyarakat hal itu juga yang ia sampaikan untuk diperjuangkan ketika terpilih duduk di DPRD Klungkung nanti.
Hal inilah yang mendorong dirinya maju ke DPRD Klungkung untuk totalitas memperjuangkan kepentingan masyarakat Klungkung khususnya Nusa Penida. “Sebagai wakil rakyat yang menjadi kaki tangan dan pelayan masyarakat Nusa Penida nantinya, saya siap ngayah dan bekerja keras dan berjuang maksimal,” tandas Made Satria. (lmc)