TPID Badung Bersiap Antisipasi Dampak El Nino
(Baliekbis.com), TPID Kabupaten Badung menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) yang dipimpin oleh Wakil Bupati Badung. HLM mengangkat topik “Upaya Antisipasi Dampak El Nino Terhadap Ketahanan Pangan, Persiapan Kabupaten Badung Ditetapkan Sebagai Daerah Sampel IHK pada Tahun 2024, serta Menjaga Ketersediaan Pasokan dan Kestabilan Harga Barang Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan”.
HLM dihadiri oleh Wakil Bupati Badung, Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali serta OPD terkait lainnya. Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa menyampaikan bahwa guna mempersiapkan diri sebagai salah satu daerah sampel IHK pada 2024, TPID Kabupaten Badung perlu menyusun roadmap pengendalian inflasi termasuk action plan sehingga arah kerja TPID menjadi lebih jelas, terukur dan berdampak sistemik.
Suiasa juga menyampaikan bahwa operasi pasar harus terus dilakukan rutin dan frekuensinya ditingkatkan sebagai salah satu upaya pengendalian inflasi terutama dalam menjaga stabilitas harga beras. TPID Kabupaten Badung juga tengah melakukan penyusunan database masyarakat yang berhak membeli LPG 3kg. Hal ini sebagai tindak lanjut atas kenaikan harga LPG yang sempat terjadi beberapa waktu silam. TPID Kabupaten Badung perlu bersama-sama berupaya agar harga dapat konsisten stabil, bukan konsisten tinggi.
“Jangan sampai masyarakat terbebani”, ujar Suiasa. Dalam kaitannya dengan El Nino, Suiasa menyampaikan agar OPD yang berwenang melakukan pemetaan sumber mata air, serta pengecekan saluran irigasi. “Lakukan perbaikan apabila terdapat kerusakan pada sumber mata air atau salurannya”, tutup Suiasa.
Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, menyampaikan bahwa tingkat inflasi gabungan 2 kota di Provinsi Bali pada Juni 2023 telah berada dalam rentang target dan berada di bawah angka nasional. Hal ini tentu merupakan upaya bersama dari seluruh TPID di Provinsi Bali, termasuk Kabupaten Badung. Terkait dengan El Nino, Diah menyampaikan bahwa mulai triwulan III 2023, terdapat potensi El Nino yang berlangsung bersamaan dengan musim kemarau. Hal ini berpotensi menurunkan curah hujan hingga ±70% sehingga dapat mempengaruhi produksi komoditas pangan/ternak.
Lebih lanjut, Diah menyampaikan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan, yaitu (1) mengupayakan peningkatan produksi pangan terutama di daerah non-sentra melalui program tanam pekarangan, urban farming, (2) pemantauan dan perbaikan infrastruktur jalur distribusi untuk kelancaran distribusi pangan dan saluran irigasi, (3) meningkatkan pemantauan untuk ketersediaan pasokan dan harga barang-barang komoditas strategis di lapangan, (4) mempersiapkan Badung sebagai kota IHK dengan mengoptimalkan peran Perumda sebagai unit usaha pangan untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pangan, (5) optimalisasi dukungan APBD dalam program pengendalian inflasi daerah, (6) Meningkatkan kualitas data neraca pangan untuk memperoleh data yang akurat mengenai ketersediaan dan jumlah kebutuhan pangan wilaya (7) meningkatkan efektivitas komunikasi pengendalian inflasi dengan perluasan informasi harga pangan, serta (8) mempercepat pembangunan pasar induk sebagai pusat referensi harga bahan pangan.