TPID Kabupaten Gianyar Siap Jaga Kestabilan Harga Jelang Idul Fitri
(Baliekbis.com), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar melaksanakan High Level Meeting (HLM) pada Jumat, 22 April 2022 dalam rangka persiapan menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah. Rapat dilaksanakan secara virtual dan dipimpin oleh Wakil Bupati Gianyar dan dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala Badan Pusat Statistik, serta seluruh anggota TPID Kabupaten Gianyar.
Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Mayun yang menyampaikan sambutan Bupati Gianyar, menyatakan bahwa HLM sangat penting dilakukan untuk dapat mengantisipasi lonjakan harga serta ketersediaan bahan pokok menjelang Idul Fitri 1443 H.
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kab. Gianyar diantaranya (1) masih tingginya ketergantungan bahan pangan dari luar daerah, (2) infrastruktur dan distribusi pangan yang masih belum optimal, dan (3) produksi pangan yang rentan dengan gangguan eksternal. Lebih lanjut, Wakil Bupati menyampaikan bahwa program PUSPA AMAN (Pusat Pangan Alami, Mandiri, Asri dan Nyaman), pemantauan harga, dan operasi pasar akan terus dilakukan dalam menjaga stabilitas harga.
Beberapa kegiatan untuk menjaga inflasi antara lain monitoring harga kebutuhan pokok, mendorong kerja sama antar daerah, meningkatkan peran UMKM, serta melakukan koordinasi dan sinergi antar pihak terkait untuk memajukan ekonomi Gianyat Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, G.A. Diah Utari menyampaikan bahwa tekanan inflasi di tahun 2022 semakin berat. Salah satunya penyebabnya adalah konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
Konflik ini menyebabkan harga komoditas dunia seperti energi dan bahan pangan meningkat. Kondisi inflasi yang tinggi telah terjadi di beberapa negara baik maju maupun berkembang. Tekanan inflasi di negara maju mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga kebijakan yang pada gilirannya akan mengakibatkan aliran masuk modal asing ke negara emerging market, termasuk Indonesia, akan semakin terbatas.
Hal ini dapat memberikan tekanan nilai tukar yang meningkatkan imported inflation. Lebih lanjut, Diah Utari menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami pemulihan sejak triwulan II 2021, termasuk Bali yang telah mencatat pertumbuhan positif sebesar 0,51% pada triwulan IV 2021. Meski demikian, level pertumbuhan Provinsi Bali masih lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya. Diah Utari optimis bahwa perekonomian Bali ke depan akan semakin membaik.
Hal ini disebabkan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali seiring dengan beberapa kebijakan antara lain pelonggaran mobilitas masyarakat, pembukaan direct flights dari luar negeri, kebijakan pelonggaran PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri), pelaksanaan beberapa event internasional, serta keberlanjutan beberapa proyek di Bali. Diah menambahkan bahwa secara spasial pertumbuhan ekonomi Kab. Gianyar disumbang oleh sektor akmamin (20,12%), pertanian (15,25%), serta konstruksi (11,01%). Di samping itu, berdasarkan Laporan Akhir Penelitian Komoditas Produk dan Jasa Unggulan (KPJU) Provinsi Bali 2021, diketahui bahwa UMKM potensial dapat dikembangkan di Kab. Gianyar, khususnya sektor peternakan seperti bebek, kambing dan babi dan pertanian /perkebunan seperti kelapa, untuk pemenuhan kecukupan bahan pokok internal Kabupaten Gianyar.
Inflasi Provinsi Bali pada Maret 2022 adalah sebesar 2,4% (yoy). Meskipun relatif rendah, Diah memperingatkan sampai dengan minggu kedua April 2022 telah terjadi kenaikan pada beberapa komoditas di Kab. Gianyar seperti minyak goreng, daging sapi has luar, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, serta gula pasir.
Diah menyebutkan bahwa berdasarkan data historis, inflasi pada periode Ramadan/Idul Fitri di Bali relatif terkendali. Namun, tetap perlu diwaspadai untuk beberapa komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi pada periode tersebut. Kepala BPS Kab. Gianyar, Ir. I Made Antara Yasa menambahkan bahwa komoditas yang cenderung memerlukan perhatian untuk Idul Fitri antara lain daging ayam ras, tarif angkutan udara, ikan tongkol, buah jeruk. Diah menyebut beberapa faktor risiko ke depan perlu diwaspadai yaitu pemulihan pariwisata, kenaikan harga tiket pesawat, serta konflik geopolitik.
Pada HLM ini, Bank Indonesia memberikan beberapa rekomendasi yaitu pemantauan harga dan stok komoditas, bekerja sama dengan Satgas Pangan agar tidak terjadi penimbunan stok, pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan, perluasan kerja sama antar daerah (KAD), peningkatan kualitas data harga dan stok bahan pangan di SiGapura (Sistem Informasi Harga Pangan Strategis), serta monitoring peta jalan TPID.
Pada akhir HLM, Wakil Bupati Gianyar menyampaikan beberapa hal yaitu (1) TPID Kab. Gianyar diharapkan meningkatkan koordinasi dan peran serta masing-masing dalam upaya menjaga harga dan ketersediaan bahan pokok, (2) Menyusun program inovasi untuk dapat menjaga stabilitas harga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta digitalisasi dalam pengelolaan UMKM, (3) Membangun sistem digitalisasi untuk memantau ketersediaan pangan dan kebutuhan pokok lainnya, (4) OPD terkait perlu lebih memperhatikan kembali waktu pelaksanaan update terhadap data masing-masing, dan (5) Anggota TPID Kab. Gianyar untuk menindaklanjuti arahan dan rekomendasi yang telah disampaikan oleh Bank Indonesia. (ist)