“Tradisi Ngoncang” Meriahkan Jatiluwih Agriculture Festival 2017
(Baliekbis.com), Jatiluwih Agriculture Festival 2017 dengan tema “Memica Manik Galih” secara resmi dibuka pada hari Jumat (16/6/17), pembukaan ditandai dengan “Ngoncang” (memukul lesung) oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Bersama dengan Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Perwakilan dari Pemerintah Toyama Jepang Mr. Takata, beserta Ketua Panitia Acara Jatiluwih Agriculture Festival 2017 I Nengah Sukirtayasa. Pembukaan digelar di depan Restourant Teracce Jatiluwih, Penebel, dengan dihadiri oleh perwakilan seluruh Kepala Daerah di Provinsi Bali, nampak juga Wakil Bupati Buleleng Sutjidra, Perwakilan dari Walikota Surabaya, Sekkab Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Wakil Ketua DPRD Tabanan Sri Labhantari, Anggota DPRD Tabanan I Made Dirga, Para Asisten Sekda Kabupaten Tabanan beserta seluruh OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, Camat Penebel, beserta seluruh Perbekel se-Kecamatan Penebel. Jatiluwih Agriculture Festival 2017 akan ditutup pada bulan agustus nanti. Tepatnya tanggal 11 s/d 13 Agustus 2017 ditandai dengan pelaksanaan Persami Budaya Tingkat Penggalang dan Penegak se-Kecamatan Penebel.
Digelarnya acara ini beriringan dengan ditetapkannya Jatiluwih sebagai bagian Warisan Budaya Dunia yang bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan Desa Desa Penyangga. Serta meningkatkan promosi Indonesia pada umumnya dan khususnya DTW Jatiluwih sebagai WBD, jelas Ketua Panitia I Nengah Sukirtayasa. Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan agar membuat lebih menarik pada pra Festival dilakukan upaya pemasangan “Lelakut” di areal subak, yang bertujuan agar setiap wisatawan yang datang ke Jatiluwih diwajibkan untuk berfoto dengan lelakut tersebut. Diterangkan juga sebelum itu dilakukan Upacara Ngusaba Subak dan Pemasangan Penjor.
Bupati yang akrab disapa Eka ini mengatakan, keunikan alam Jatiluwih menjadikan Jatiluwih ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia, dengan aktivitas pertaniannya dalam wadah lembaga Subak. Srikandi Asal Tegeh, Angseri ini juga menegaskan dipilihnya Tema “Memica manic Galih” dalam rangka pelestarian warisan Budaya Adiluhung masyarakat Tabanan. Dan menjaga kelestarian alam dan daerah pertanian yang ada di Tabanan yaitu khususnya Jatiluwih. Dengan tujuan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat di kawasan Jatiluwih serta masyarakat Tabanan, tegasnya. Beliau juga menjelaskan bahwa dengan kondisi alamnya, Jatiluwih menjadi aset yang sangat berharga bagi para petani. Pengembangan kepariwisataan di Jatiluwih dikatakannya dibangun dengan konsep pariwisata untuk Petani. “Sehingga petani adalah actor dari kegiatan pariwisata dan mendapat manfaat dari pariwisata”, ungkapnya. Kondisi tersebut mampu memotivasi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tabanan sepakat bersama masyarakat Jatiluwih untuk menjaga alam dan Budaya untuk dilestarikan. Sehingga melalui Jatiluwih Agriculture Festival ini semua potensi pertanian yang ada di kawasan WBD ini mulai dari SDM Pertanian sampai produk olahan pertaniannya dapat kita saksikan bersama, jelas Bupati Eka. (bp)