Trisno Nugroho: 3 Tantangan Pengembangan Sektor Pertanian di Bali
(Baliekbis.com), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan kondisi perekonomian Bali mulai menunjukkan tanda pemulihan yang tercermin dari pertumbuhan triwulan II 2021 sebesar 3,70% (yoy).
“Momentum pemulihan ini perlu dijaga dan didorong dengan menggali potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi,” ujar Trisno
saat Webinar Transformasi Ekonomi Balinusra dengan tema “Balinusra Menuju Pertanian 4.0”, Selasa (14/9).
Webinar juga dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia, Gubernur/Wakil Gubernur se-Balinusra, Deputi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), serta stakeholder eksternal di Bali seperti akademisi, organisasi perangkat daerah, perbankan, pelaku usaha dan lembaga vertikal.
Trisno menjelaskan sejumlah tantangan masih menghadang pengembangan sektor pertanian ke depan. Pertama, teknologi produksi masih rendah dengan kapasitas SDM yang terbatas.
Kedua, peran kelembagaan kelompok tani juga masih belum optimal baik dari sisi hulu.
Seperti pengawasan praktek bertani yang baik (Good Agriculture Practices) maupun dari sisi hulu seperti implementasi korporatisasi petani untuk mencapai skala ekonomi, mendapat pembiayaan, dan pasar yang lebih pasti.
Ketiga, tantangan terkait kerja sama perdagangan luar negeri (ekspor) yang mencakup hambatan non tarif maupun hambatan tarif yang dikenakan oleh negara pasar.
“Terkait tantangan-tangan tersebut, terutama peningkatan produktivitas dan nilai tambah, maka diperlukan transformasi pertanian ke arah digitalisasi pertanian (pertanian 4.0),” ujar Trisno.
Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi menjelaskan Bank Indonesia sangat mendukung dan menaruh perhatian pada kebijakan dan program digitalisasi di sektor pertanian. (ist)