Trisno Nugroho: Investor Agar Ikut Tanamkan Modal di Sektor Pertanian
(Baliekbis.com), Selama ini investasi di Bali lebih dominan di industri pariwisata. Sektor lain khususnya pertanian kurang diminati para investor. Maka tak mengherankan pariwisata jadi sangat dominan. Bahkan PDRB Bali sebanyak 54 persen ditopang dari sektor ini.
Namun saat pandemi Covid-19, sektor pariwisata terpuruk dan mengakibatkan ekonomi juga anjlok. “Untuk itu ke depan investasi yang masuk agar diarahkan juga ke sektor pertanian yang sebenarnya memiliki potensi ekonomi sangat besar,” ujar Kepala Perwakilan BI Bali Trisno Nugroho saat menjadi narasumber pada dialog virtual yang digelar ALC (Agro Learning Center), Senin (1/2).
Dialog dengan tema “Memajukan Pertanian Bali” yang dipandu Direktur ALC Nyoman Bhaskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber utama Anggota DPD RI perwakilan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M., akademisi dan pengamat pertanian Prof. Dr. Wayan Windia dan Prof. Supartha Utama,Ph.D.
Trisno mengatakan untuk memajukan pertanian Bali perlu dukungan dan keberpihakan semua pihak. Menurutnya potensi pertanian Bali sangat besar. Luas Bali sekitar tujuh kali Singapura. Namun negara berlambang kepala singa itu sangat maju pesat.
“Bali sebenarnya bisa maju dengan pertaniannya selain pariwisata. Dari sembilan kabupaten/kota, hanya Badung, Denpasar dan Gianyar yang dominan pariwisatanya. Sedangkan enam kabupaten lainnya, potensinya ada di pertanian,” ujar Trisno.
Jadi kalau pertanian ini digarap dengan maksimal, maka Bali bisa tambah maju. “Hasil pertanian akan bisa terserap dengan baik karena pasarnya di Bali sangat besar. Jadi gak perlu susah memasarkan di Bali,” tambah Trisno.
Besarnya potensi dan kemampuan sektor pertanian Bali ini dipaparkan Trisno ada di berbagai komoditi di antaranya kopi, kakao, kelapa, padi, buah-buahan termasuk sayuran. “BI sendiri bersama kelompok tani telah mengembangkan berbagai komoditi dan hasilnya sangat bagus,” jelasnya.
Sementara itu Dr. Mangku Pastika mengatakan secara sederhana ada tiga rumus bisnis yakni 3 M (Man, Money dan Market). Juga bisnis (pertanian) yang bisa bawa kesejahteraan bagi semua.
“Saat akademi covid ini kita harus lebih kreatif dan berani. Di Jateng gedebong (batang) pisang diolah menjadi kripik yang bernilai ekonomi. Jadi kalau bisa lolos di akademi maka kita akan tangguh. Kita cari hikmahnya, jangan blunder lagi soal pandemi (covid),” pinta mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Di sisi lain, Mangku Pastika memuji kehadiran para tokoh pertanian termasuk akademisi yang mau mengabdi dan siap berkorban untuk pertanian, bukan sekadar bekerja tapi berkorban.
“Sebab dengan cinta pada pertanian berarti cinta kepada ibu pertiwi. Cinta ibu pertiwi sama dengan cinta pada Tuhan. Dengan cinta pertanian kita sudah menjaga bumi ini,” tegas mantan Kapolda Bali ini. (bas)