Triwulan II 2018, Kualitas Kredit Korporasi Meningkat
(Baliekbis.com), Kredit korporasi pada triwulan II 2018 mengalami kontraksi sebesar 2,91% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan I 2018 yang terkontraksi sebesar 1,15% (yoy). Hal tersebut terutama disebabkan menurunnya pertumbuhan kredit modal kerja dan melambatnya pertumbuhan kredit investasi pada periode yang sama.
Meskipun mengalami penurunan pertumbuhan, kualitas kredit korporasi justru menunjukkan peningkatan kualitas kredit yang tercermin oleh penurunan NPL dari 6,33% pada triwulan I 2018 menjadi 5,22% pada triwulan II 2018. Demikian rilis Bank Indonrsia Perwakilan Provinsi Bali, Kamis (6/9).
Sementara itu, kinerja kredit perseorangan (rumah tangga) menunjukkan perlambatan dengan hanya tumbuh sebesar 5,42% (yoy) pada triwulan II 2018, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 6,58% (yoy).
Melambatnya pertumbuhan kredit rumah tangga tersebut, justru diikuti oleh peningkatan kualitas kredit yang tercermin dari penurunan NPL dari 3,08% di triwulan sebelumnya menjadi 2,78%. Sementara itu, perkembangan kredit UMKM pada triwulan II 2018 tercatat tumbuh sebesar 6,96% (yoy), tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 8,66% (yoy).
Hal itu disebabkan perlambatan kredit pada sektor PHR yang mendominasi kredit UMKM Bali selama ini. Meskipun tumbuh melambat, namun kualitas kredit UMKM masih terjaga pada level NPL sebesar 3,56%.
Perkembangan kinerja transaksi tunai pada triwulan II 2018 di Provinsi Bali menunjukkan terjadinya net outflow (uang yang keluar dari Bank Indonesia melalui perbankan lebih besar dibanding uang yang masuk) sebesar Rp1,35 triliun. Hal ini didorong adanya perayaan HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) yaitu Idul Fitri, Pagerwesi dan Waisak serta adanya pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya).
Sementara itu, transaksi melalui SKNBI menunjukkan peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume. Nominal perputaran kliring pada triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp13,84 triliun atau terakselerasi menjadi tumbuh sebesar 3,5% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang terkontraksi -16,2% (yoy).
Sejalan dengan itu, volume transaksi kliring juga menunjukkan perbaikan menjadi 533.718 lembar atau terkontraksi sebesar 1,2% (yoy) dibanding triwulan I 2018 yang terkontraksi sebesar 13,4% (yoy). Pada sisi yang lain, transaksi penyelenggara KUPVA BB di Provinsi Bali pada triwulan II 2018 tercatat tumbuh sebesar 15,82% (yoy), menunjukkan akselerasi dibanding triwulan sebelumnya 12,36% (yoy) pada triwulan I 2018.
Nominal transaksi jual beli valas pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp9,93 triliun, terdiri dari transaksi pembelian sebesar Rp4,92 triliun dan transaksi penjualan sebesar Rp5,01 triliun. Peningkatan transaksi KUPVA pada triwulan II 2018 sejalan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan laporan seiring pulihnya pariwisata Bali pasca peningkatan aktivitas Gunung Agung.
Secara umum kondisi ketenagakerjaan Provinsi Bali pada Februari 2018 menunjukkan kinerja yang semakin baik.
Jumlah angkatan kerja tercatat sebesar 2,6 juta orang atau meningkat 5,60% (yoy) dibanding periode Februari 2017. Kondisi ini juga diikuti oleh peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Februari 2018 sebesar 79,83%, lebih tinggi dibanding Februari 2017 sebesar 76,87%. Peningkatan angkatan kerja dan TPAK Februari 2018, berdampak pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yaitu dari 1,28% pada Februari 2017 menjadi 0,86% pada Februari 2018.
Prospek ketenagakerjaan pada triwulan II 2018 diprakirakan akan semakin baik dan berlanjut pada triwulan III 2018 didorong oleh penyelenggaraan acara IMF World Bank Annual Meeting tahun 2018 dan periode peak season pariwisata pada triwulan III 2018. Sementara itu, tingkat kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 4,01%, menurun dibanding September 2017 (4,14%) dan Maret 2017 (4,25%). Dengan mencermati perkembangan ekonomi, prompt indikator dan hasil suvei serta liaison terakhir, perekonomian Provinsi Bali untuk keseluruhan 2018 diprakirakan akan mengalami akselerasi dan tumbuh dalam kisaran 5,90%-6,30% (yoy).
Dari sisi permintaan, akselerasi tersebut didorong oleh meningkatnya 3 komponen permintaan yaitu konsumsi pemerintah, investasi dan LNPRT. Sementara itu dari sisi lapangan usaha, akselerasi kinerja ekonomi Bali 2018 diprakirakan didorong oleh meningkatnya kinerja 4 lapangan usaha utama ekonomi Bali, yaitu lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, konstruksi serta transportasi dan pergudangan.
Sementara itu, lapangan usaha akomodasi makan dan minum serta pedagangan besar dan eceran tetap dapat tumbuh tinggi, meskipun diprakirakan menunjukkan tendensi yang melambat. (ist)