Tuntaskan Warga Miskin, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Perkuat Gotong Royong dan Semangat ‘Manyama Braya’
(Baliekbis.com), Seharian mengunjungi warga miskin di Gianyar, Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. melihat kondisi warga sejatinya bisa ditanggulangi lebih cepat. Sebab beberapa warga miskin (ekstrem) tersebut berada di lingkungan keluarga besar yang ekonominya lebih baik.
“Saya kira kalau keluarga mereka juga ikut peduli, membantu secara gotong royong (‘ngerombo’), masalah yang dihadapi akan lebih mudah. Juga perkuat ‘manyama braya’,” ujar Mangku Pastika, Jumat (13/10) saat reses di Blahbatuh Gianyar.
Dalam kegiatan itu, Mangku Pastika yang didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja serta Wakil Ketua Yayasan Bali Binar Bhakti yang juga Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha mendatangi langsung rumah beberapa KK miskin. Kunjungan ini juga didampingi petugas desa setempat.
Dalam tatap muka dengan warga, terungkap pula selain faktor pendapatan yang minim karena tidak bekerja, biaya sosial yang cukup tinggi menjadi salah satu beban. Jadi masalahnya cukup kompleks.
“Gianyar ini kabupaten kaya, banyak warganya yang sukses. Kok ada yang sampai miskin ekstrem, saya prihatin sekali,” ungkapnya. Saat menjadi Gubernur Bali 2008-2018, Mangku Pastika mengaku melakukan salah satu terobosan bedah rumah. Ribuan rumah warga miskin berhasil dibangun. Juga mendirikan sekolah warga miskin ‘SMA Bali Mandara’ dan membangun Sumantri untuk membantu petani. Untuk kesehatan warga juga dibantu dengan JKBM, sehingga warga tak perlu keluar biaya.
“Sekarang untuk mengatasi warga miskin di sini juga perlu terobosan, gotong royong termasuk memberi keterampilan dan modal berusaha,” ujarnya.
Warga mengaku kesulitan ekonomi karena tidak bekerja atau pun bekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak pasti. Pendidikan juga perlu agar anak-anak mereka bisa mencari penghidupan lebih baik.
“Di sini berkembang pembuatan jajan Bali. Tapi karena tak punya modal jadi tidak bisa usaha,” ujar Made Kariasih dari Banjar Pokas Blahbatuh kepada Mangku Pastika. Kondisi ibu dua anak ini bersama suaminya yang buruh bangunan cukup memprihatinkan. Ia berharap ada bantuan modal agar bisa berusaha kecil-kecilan, membuat jajan Bali.
Hal senada juga disampaikan Wayan Resi, istri Wayan Sumantra asal Banjar Tusan, Blahbatuh. Karena suaminya stroke, ia terpaksa berhenti jualan. Kondisi keluarga ini juga sangat memprihatinkan. Selain atap rumahnya rusak, penghasilannya terputus karena sudah tidak bekerja. “Sebelumnya selain jualan, saya juga bantu mencuci pakaian warga di saluran got dekat rumah. Sekarang karena sakit jadi tidak bisa,” jelas Resi yang hanya tinggal bersama suaminya yang sakit.
Kelian Dinas Banjar Tusan Wayan Selamet menjelaskan dari 205 KK, ada 12 KK tergolong miskin. Pihaknya berusaha bisa membantu warga miskin yang ada. Nasib keluarga miskin tak jauh berbeda juga dialami Wayan Mastra dan Komang Sudarma di Pering, Blahbatuh. Mastra kini sendiri menanggung anaknya yang disabilitas. “Anak saya yang satunya (disabilitas) juga sudah meninggal,” ujarnya sedih. Apalagi istrinya juga meninggal.
Keluarga miskin lainnya Komang Sudarma yang tidak pernah mengenyam pendidikan ini juga hidup hanya mengandalkan dari hasil kerja serabutan bersih sampah dan jadi tukang sapu. Ia bersama keluarga serta saudaranya yang keterbelakangan mental tinggal dalam satu rumah kecil dari program bedah rumah saat Mangku Pastika menjabat Gubernur Bali.
Penjabat (Pj.) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya saat melantik I Dewa Tagel Wirasa menjadi Penjabat Bupati Gianyar menggantikan Made Agus Mahayastra
di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (20/9), memberi beberapa catatan untuk Kabupaten Gianyar yakni tingkat persentase kemiskinan ekstrem di daerah seni ini berada di angka 1.38%.
Sedangkan kemiskinan ekstrem di Provinsi Bali di angka 0.54%. Dimana artinya kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gianyar lebih tinggi daripada rata-rata Provinsi Bali. Tidak hanya itu tingkat kemiskinan di Kabupaten Gianyar berada di angka 4.7% dimana tingkat kemiskinan Bali di angka 4.5%, yang juga berarti kemiskinan di Kabupaten Gianyar lebih tinggi dari rata-rata kemiskinan di Provinsi Bali. Demikian pula dengan angka stunting di Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan dari Tahun 2021 di angka 5.1% naik menjadi 6.3% di Tahun 2022.
“Tingkat kemiskinan ekstrem dan angka stunting ini, saya harap menjadi atensi dan perhatian dari bapak penjabat bupati di samping peningkatan penggunaan produk dalam negeri, pengendalian inflasi daerah serta investasi,” ujarnya. (bas)