UGM Ajak Remaja Mengenal Perubahan Iklim Melalui Teknologi dan Gadget
(Baliekbis.com), UGM melalui Fakultas Biologi memberikan pembinaan dan pembekalan bagi generasi muda di Yogyakarta untuk mengenal alam dengan memanfaatkan teknologi gadget.
Fakultas Biologi bekerja sama dengan Yayasan Sagasitas Indonesia melaksanakan kegiatan tersebut melalui program pengabdian yang dikemas dalam skema Education for Sustainable Development. Program tersebut telah dimulai sejak bulan April 2018 dengan menggandeng komunitas peneliti remaja dan guru pembimbing karya ilmiah remaja (KIR) di Yogyakarta.
Koordinator kegiatan program, Matin Nuhamunada, M.Sc., mengatakan pengembangan program ini dilatarbelakngi adanya fenomena generasi saat ini yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi gadet. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran para guru terhadap para anak didiknya menjadi kurang peka terhadap kondisi alam dan lingkungan sekitar.
“Padahal, kepekaan dan kepedulian generasi muda akan menjadi kunci dalam menghadapi permasalahan global di masa mendatang, terutama tantangan perubahan iklim,”jelas Dosen Fakultas Biologi UGM ini, Rabu (31/10)
Matin menyampaikan pelaksanaan program dimulai dengan sosialisasi dan diskusi dengan guru pembimbing KIR se-DIY. Sosialisasi yang diberikan terkait metode inovasi design thinking yang dapat membantu siswa mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi dalam proses penelitian remaja. Adapun kegiatan sosialisasi dilakukan saat pameran Sagasitas Research Exhibition pada bulan Juli 2018lalu. Pada pameran tersebut turut ditampilkanratusan judul penelitian siswa.
Puncak kegiatan dilaksanakan pada Jumat, (26/11) di SMAN 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta dan diikuti oleh 50 siswa dan 35 guru se-Kabupaten Gunungkidul. Pembinaan mengambil tema “Implementasi Lifelong Learning melalui Design Thinking dalam menghadapi Perubahan Iklim di Era Disrupsi Teknologi”.
“Kami harap generasi Z dapat menggunakan teknologi yang mereka miliki dengan bijak. Melalui pendekatan Design Thinking, kami ingin mengajak siswa untuk mengasah kemampuannya dalam mengidentifikasi masalah di sekitar, bertanya, dan mencari solusi cerdas yang dapat diimplementasikan secara langsung melalui program penelitian remaja”, ujarnya.
Selain dibekali dengan metode untuk berinovasi, siswa juga diberikan pengayaan mengenai dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari. Materi tersebut disampaikan oleh Thoriq Teja Samudra, M.Sc. yang merupakan Dosen Program Studi Bioteknologi, UNISA.
Program diakhiri dengan praktek menggunakan teknologi Arduino bersama Jaler Sekar Maji, S.Si., lulusan ELINS UGM yang juga alumni Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia. Pada kesempatan ini, Jaler mengajak para siswa untuk mencoba mengukur kelembaban tanah dengan menggunakan sensor yang dikoneksikan dengan Arduino. Hasilnya, siswa dapat mengamati secara real-timekandungan air dalam tanah. Konsep ini nantinya diharapkan dapat digunakan siswa Gunungkidul untuk mengembangkan sistem pertanian pintar yang lebih hemat air.
Melalui program project-based learning ini, siswa dikenalkan dengan Arduino dan bagaimana mereka dapat menggunakan berbagai sensor untuk berinteraksi dengan alam di sekitar mereka dengan menggunakan teknologi dan gadget.
“Harapannya siswa mampu menjadi lifelong learnerdengan menggunakan metode Design Thinking dan mampu menggunakan teknologi untuk berkenalan lebih dekat dengan alam,” pungkasnya. (ika)