UGM Akan Dampingi Pembangunan Kabupaten Meriah Bener Aceh
(Baliekbis.com), Pemerintah Kabupaten Meriah Bener, Aceh memulai kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait pendampingan dalam pembangunan dan pengembangan potensi daerah.
Bupati Bener Meriah, Sarkawi menyampaikan daerahnya memiliki beragam potensi. Namun demikian potensi-potensi yang ada belum dikembangkan secara optimal sehingga masih memerlukan pendampingan kedepannya, termasuk dari UGM.
“Kita punya potensi kopi yang besar dengan lahan seluas 47 hektar. Kopi Gayo menjadi ikon daerah dimana 80 persennya menjadi penyumbang devisa,”paparnya saat menerima kunjungan balik rombongan UGM di Kabupaten Bener Meriah, Rabu (9/7) kemarin.
Rombongan UGM yang hadir dalam kunjungan tersebut adalah Dekan Fakultas Pertanian UGM Dr. Jamhari, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Peternakan UGM Bambang Suwignyo, Ph.D., Kasubdit KKN Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Dr Ambar Kusumandari, Dosen dan peneliti Fakultas Teknologi Pertanian UGM Andri Prima Nugraha, Ph.D., serta Kasubdit Kerja Sama Dalam Negeri UGM Dra. Widati. Selama tiga hari, 10-12 Juli 2019 rombongan UGM akan melihat lebih dekat potensi-potensi yang ada di Bener Meriah untuk nantinya dikembangkan lebih lanjut.
Sebelumnya, pemkab Bener meriah dan UGM telah menandatangani perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penandatangan kerja sama dilakukan di UGM pada pertengahan Juni 2019 lalu.
Lebih lanjut Sarkawi mengatakan potensi kopi yang besar di daerahnya ini perlu dikembangkan pusat pengembangan (Sains Techno Park) untuk kopi. Selain kopi, pihaknya juga memiliki potensi peternakan yang besar. Memiliki kawasan khusus seluas 4.160 hektar diperuntukkan bagi pengembangan peternakan.
“Harapanya kedepan bisa segera diambil langkah-langkah konkrit yang dapat mendukung pembangunan Bener Meriah,” harapnya.
Melihat potensi peternakan di Kabupaten Bener Meriah, Bambang Suwignyo mengatakan bahwa pengembangan ternak dapat diintegrasikan dengan pengembangan kopi (ternak potong) dan susu anak sekolah (ternak perah). Pengembangan lebih lanjut menjadi wisata edukasi dalam koridor pertanian terpadu.
Menurut Bambang Suwignyo iklim di Bener Meriah sangat cocok jika untuk ternak perah. Susu yg dihasilkan dari pengembangan sapi perah secara sistem ranch di wilayah ini akan lebih efisien.
“Sementara hasilnya bisa menjadi solusi bagi anak-anak Bener Meriah yang saat ini berada pada peringkat ke-3 tertinggi angka stunting dari 23 kabupaten kota di Aceh,”tuturnya.
Sementara terkait kopi Gayo, Dekan Fakultas Pertanian UGM Dr. Jamhari mengatakan melihat potensi besar untuk pengembangan kopi di Bener Meriah. Karenanya kedepan, pihaknya siap untuk mendukung pengembangan kopi Gayo.
Upaya pengembangan kopi dalam koridor pemberdayaan masyarakat disampaikan Dr. Ambar Kusumandari dapat diakselerasi dengan program kuliah kerja nyata UGM. Untuk itu kedepan dimungkinkan melakukan kerja sama pengiriman mahasiswa KKN UGM ke Bener meriah yang diharapkan dapat mendorong pemberayaan masyarakat dalam pengembangan kopi Gayo. (ika)