UGM Kembangkan Program Pendidikan Interprofesional Kolaboratif Kesehatan
(Baliekbis.com), Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan program pendidikan interprofesional kolaboratif Gadjah Mada On Interprofessional Education Collaborative (GM-IPEC) bagi mahasiswa dalam kluster kesehatan. Program tersebut dibuat untuk mengembangkan kompetensi kolaborasi antar mahasiswa bidang kesehatan. Dikembangkan oleh sejumlah dosen lintas profesi kesehatan melalui hibah pengabdian kepada masyarakat berbasis Education for Sustainable Development (ESD) UGM. GM-IPCE diinisiasi oleh Mumtihana Muchlis, SST., M.Kes., dosen D IV Kebidanan SV bersama Dian Mufitasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen Psikoilogi, dan dr. Fitriana, MSc., FM., dosen FKKMK.
“Kolaborasi antar profesional tenaga kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan. Melalui praktik kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan dan dapat memberikan hasil pelayanan kesehatan secara komperehensif yang optimal,” paparnya, Selasa (30/10).
Interprofesional Education disampaikan Mumtihana telah dilakukan di UGM seperti lewat program KKN, namun hal ini masih dengan tema yang beragam dan belum spesifik pada bidang kesehatan. Demikian pula dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) telah lama mempunyai Program Community and Family Health Care (CFHC) berbasis IPE yang melibatkan tiga program studi yang berada di FKKMK.
Padahal, kata dia, UGM memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan IPE karena UGM memiliki delapan program studi kesehatan yaitu Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kebidanan, Keperawatan, Gizi Kesehatan, Psikologi, Farmasi, dan Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan. Oleh sebab itu mereka berinisiatif mengembangkan IPE lebih luat dengan melibatkan lebih banyak disiplin ilmu untuk memberi pengalaman yang lebih komprehensif kepada mahasiswa kesehatan.
Konsep dari implementasi ESD ini adalah mengenalkan prinsip IPC hingga membudayakan mahasiswa interprofesi dalam berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang kompleks di masyarakat terutama untuk mencapai target-target SDGs 2030. Implementasi ini meliputi pembentukan tim/komunitas IPE (baik dosen maupun mahasiswa), penyusunan modul, sosialisasi dan pelatihan IPE, hingga implementasi IPEC di komunitas.
“Program GM-IPEC merupakan langkah awal dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi program berkelanjutan, baik dalam bentuk kurikuler, ko-kurikuler atau ekstrakurikuler,” jelasnya. Mumtihana menyebutkan melalui program ini juga akan mendukung penerapan Rencana Strategis UGM 2017-2022 yang salah satunya adalah mengembangkan pendidikan dan pembelajaran lintas disiplin dan paparan kompetensi global. “Oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak terutama pimpinan Fakultas dan Universitas agar pengembangan IPEC dapat terlaksana dengan baik dan berkelanjutan,”pungkasnya. (ika)