Umat Muslim di Buleleng Kompak Menangkan Mantra-Kerta
(Baliekbis.com), Calon Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menunjukkan sikap merakyat saat bertemu dengan Komunitas Muslim seluruh Buleleng di Gedung IMACO Eks Pelabuhan Singaraja, Minggu (13/5). Dipersilakan pemandu acara berorasi di atas panggung, Sudikerta menolak. “Saya memilih sama rata duduk dengan masyarakat,” ucapnya sembari menyapa ulama kharismatik asal Jembrana Al Habib Salim Bin Ali Bafaqih. Dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban itu seluruh umat Muslim menyatakan sangat mendukung program Nawacandra yang dinilai sangat tepat untuk membangun Bali. Umat Muslim kompak menyatakan siap memenangkan pasangan Mantra-Kerta. Bahkan tokoh umat Muslim Al Habib Salim Bin Ali Bafaqih menegaskan dukungan kepada Mantra-Kerta sudah bulat.
Sudikerta menyatakan dirinya hendak menjadi pemimpin Bali, bukan sebagai penguasa tanah dewata. Salah satu hal menarik yang disimak serius adalah komitmen pasangan calon nomor urut 2 ini agar masyarakat Buleleng bisa berdikari di Buleleng. Pasalnya, fakta menunjukkan warga Buleleng harus meninggalkan tanah kelahirannya karena minimnya lapangan pekerjaan. “Dengan program Nawacandra, Mantra-Kerta berkomitmen menjadi pemimpin yang tulus membangun Bali sama rata di sembilan kabupaten atau kota di Bali. Mewujudkan Bali yang madani, Bali yang maju, aman damai dan harmoni. Tanpa ini pembangunan di segala lini tidak akan terwujud,” ucapnya.
Terkait komitmen membangun Bali dimaksud, Sudikerta menegaskan kontrak politik yang ditandatangani Mantra-Kerta, Sabtu (5/5) lalu di Denpasar merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan Buleleng. “Kontrak politik 2018-2023 yang salah satunya adalah menolak reklamasi Teluk Benoa itu ada catatannya. Kami akan arahkan Rp 3 triliun biaya reklamasi itu ke Buleleng. Bisa dipakai menyewa tanah milik provinsi di Buleleng Barat yang luasnya sekitar 600 hektar.
Maka lapangan pekerjaan akan tercipta dan masyarakat Buleleng bisa diberdayakan,” ucapnya. Mengalihkan investasi ke Buleleng, terangnya juga merupakan upaya pemerataan pembangunan Bali Selatan dan Bali Utara. “Pak Gus Adhi, Pak Demer, Bu Tutik, Ida Bagus Sukarta, Pak Supadma mari sama-sama bergerak membawa DAK (dana alokasi khusus) dan dana KL (Kementerian dan Lembaga) ke Buleleng,” ajaknya kepada lima anggota DPR RI dapil Bali yang kini di Senayan. Sudikerta juga menegaskan akan membangun Buleleng berdasarkan potensi kabupaten terluas di Bali tersebut.
Khusus Buleleng Barat, Sudikerta menilai destinasi pariwisata yang mesti dikelola dengan baik sehingga mampu menjadi magnet. “Laut dan hutan Buleleng barat belum berkontribusi bagi rakyat. Jika ini dibangun serius, maka niscaya pembangunan akan tumbuh dan masyarakat Buleleng bisa diberdayakan,” tegasnya. Guna menunjang teroboson tersebut terutama dalam rangka menggeliatkan iklim perekonomian dan investasi jangka panjang di Bali Utara, Sudikerta menegaskan pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas Mantra-Kerta.
“Apakah mungkin dilakukan? Bisa. Saya sudah teruji. Karya nyata, ide saya pribadi salah satunya Jalan Tol Bali Mantra,” ungkapnya sembari memuji Rai Mantra sebagai pemimpin dengan segudang prestasi, khususnya dalam hal transparansi pemerintahan. “Beliau jadi orang nomor satu di seluruh Indonesia untuk pemimpin yang bersih dari korupsi,” tegasnya. (nwm)