Upacara ‘Mejaya-jaya Pengurus PHDI Kota Denpasar
(Baliekbis.com), Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengajak Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Denpasar bersinergi bersatu dan memajukan umat Hindu dengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam.
Hal itu sebagai implementasi visi Kota Denpasar yakni “Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju” dengan misi “Penguatan Jati Diri dan Pemberdayaan Masyarakat berlandaskan Kebudayaan Bali”.
Untuk itu, Denpasar diharapkan mampu menjadi pelopor dalam melestarikan budaya Bali dengan roh agama Hindu (Sanatana Dharma).
“Pemerintah dengan Spirit Sewakadarma dan Veda Vakya-nya Vasudhaiva Kutumbakam. Semua dilayani karena semua saudara,” kata Jaya Negara di Denpasar, Minggu 16/6).
Hal itu disampaikan ketika menghadiri acara Mejaya-jaya Pengurus PHDI Kota Denpasar di Pura Agung Jagatnatha, Kota Denpasar.
Kegiatan itu sebagai melengkapi acara Loka Sabha V PHDI Denpasar yang sudah sukses dilaksanakan pada tanggal 12 Mei lalu. Maka sekala niskala sudah dilaksanakan oleh Pengurus PHDI Denpasar 2024-2029.
Sesuai dengan Keputusan Pengurus Harian PHDI Provinsi Bali Nomor 14/SK/PHDI BALI/V/2024 tentang Pengesahan Susunan dan Personalia Penguris PHDI Kota Denpasar Masa Bhakti 2924-2029 yang ditetapkan oleh Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak dan Sekretaris PHDI Bali Putu Wirata Dwikora pada tanggal 13 Mei 2025.
Ditetapkannya, Dharma Upapathi Paruman Sulinggih Ida Pandita Mpu Jaya Ashita Santi Yoga, Wakil Ketua Ida Pedanda Nyoman Sidemen Arimbawa dan Sekretaris Ida Bhagawan Wajrasattwa Dwijananda. Ketua Walaka Dr I Nyoman Alit Putrawan S.Ag M.Fil.H, Wakil Ketua Prof Dr I Nyoman Budiana SH M.Si dan Sekretsris I Made Tara S.Sos
Begitu juga Ketua Harian PHDI Denpasar I Made Arka S.Pd M.Pd, Sekretaris I Putu Adi Tama SE dan Bendahara I Wayan K.Sugita S.St.Par CHS.
Jaya Negara memberikan apresiasi kepengurusan itu yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, praktisi hingga prajuru desa adat.
Kolaborasi itu mampu memajukan umat Hindu, tidak saja dalam hal pengetahuan (jnana) tetapi secara praktis. Mengingat PHDI Denpasar telah melaksanakan metatah massal, otonan sapu leger, menek kelih hingga pawintenan Saraswati.
Pengurus baru itu bisa berkerja dengan cara baru dalam melayani Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) dan masyarakat atau dharma agama dan dharma negara.
Sementara itu, Ketua PHDI Bali Nyoman Kenak menharapkan PHDI Denpasar menguatkan kerjasama pentahelix. Dikarenakan manusia tidak ada yang sempurna, diperlukan kerjasama.
“Manusia tak ada yang sempurna. Misi membina dan menjaga hubungan yang harmonis,” ungkapnya.
PHDI juga berperan cetak pemimpin masa depan. Namun hal itu tidak membuat merasa bangga. Apalagi dinamika berkembang di media sosial muncul narasi memecah belah.
Hal itu patut diwaspadai sehingga umat tetap bersatu dan fokus pada tujuan umat Hindu mencapai moksa (pembebasan) di tengah tantnagan beragama makin berat dalam era digital dan milenial.
Sedangkan, Ketua PHDI Denpasar Arka menambahkan, dalam menguatkan pengetahuan umat Hindu sejak dini akan kembali digelar lomba pelantunan puja Tri Sandya. Upaya itu agar anak-abak bisa dengan melantunkan mantra Puja Tri Sandya. Maka tetap dilkukan sosislisasi dan edukasi.
Pemenang lomba pun, Walikota Denpasar Jaya Negara sudah diapresiasi dengan diterima di sekolah negeri sebanyak 1 persennya.
Selain itu, pihaknya tetap menggelar metatah massal, otonan sapu leger, menek kelih hingga pawintenan Saraswati.
PHDI Denpasar juga akan hadir di tengah masyarakat seiring dengan meningkatkan jumlah kasus bunuh diri, viralnya acara perpisahan atau pelepasan sekolah SMP/SMA dan sederajat menampilkan DJ Music pakaian seksi.
Aksi itu, pihak PHDI dapat mendapatkan keluhan dan meminta ambil sikap sehingga tidak terlanjur dalam menghadapi deras pengaruh globalisasi.
Dengan demikian, pihaknya akan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Denpasar agar PHDI bisa masuk ke sekolah melakukan dharma wacana memberikan siraman rohani (spiritual) dalam menjaga budaya hingga mencegah peristiwa bunuh diri.
Diduga bunun diri tidak saja disebabkan oleh faktor ekonomi tetapi masih lemahnya pemahaman spiritual sehingga mudah ambil jalan pintas.
Acara itu terselenggara tidak terlepas dari dari Ketua Panitia Made Mudra yang juga Anggota DPRD Denpasar.
Ia berharap PHDI memberikan penguatan edukasi, tidak hanya tatwa dan upakara, tetapi juga susila. “Mesti seimbang antara tatwa, upakara dan suslia. Serta tetap melestarikan budaya Bali yang adi luhung,” ujarnya.
Acara Mejaya-jaya dimeriahkan dengan tarian Taksu Bhuana, Pengider Buana, Rejang Sari dari Sanggar Tari PHDI Denpasar.