Utsawa Dharma Budaya II, Ajang Pelestarian Seni Budaya dan Gali Potensi Diri Sejak Dini
(Baliekbis.com), Denpasar sebagai kota kreatif berwawasan budaya rupanya telah merambah ke akar rumput, hingga elemen terbawah yakni Sekehe Teruna (STT). Dimana, dalam rangka menyambut hari jadinya yang ke-57 tahun, ST. ka Dharma Canti, Br. Yangbatu Kauh kembali menggelar kegiatan bertajuk Utsawa Dharma Budaya.
Ajang apresiasi seni budaya yang kini memasuki tahun kedua pelaksanaanya dibuka secara resmi oleh Camat Denpasar Timur yang pada kesempatan tersebut diwakili Kasi Kesra Kecamatan Dentim, Ni Ketut Rasmin di balai Banjar Yangbatu Kauh, Minggu (2/9) yang ditandai dengan pemukulan gong.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Perbekel Desa Dangin Puri Klod, I Made Sada, serta seluruh jajaran di Desa Dangin Puri Klod. Seusai pembukaan dilanjutkan dengan Lomba Nyurat Aksara Bali antar SD se-Desa Dangin Puri Klod. Diwawancarai usai membuka kegiatan Kasi Kesra Kecamatan Dentim, Ni Ketut Rasmin didampingi Perbekel Desa Dangin Puri Klod, I Made Sada mengaku mengapresiasi pelaksanaan Utsawa Dharma Budaya II ini.
Dimana kegiatan serangkaian HUT ST. Eka Dharma Canti ini dapat menjadi ruang kreatifitas dan geli potensi anak sejak dini. “Kedepan, insan muda kreatif haru terus tumbuh dalam menjaga tradisi, seni dan kebudayaan Bali, sehingga wadah kreatifitas menjadi lebih banyak dalam upaya mendukung Denpasar sebagai kota kreatif bewawasan budaya,” jelasnya.
Ketua ST. Eka Dharma Canti, I Wayan Agus Yuliawan menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sejak tahun lalu. Dimana beragam lomba seni budaya turut menjadi agenda rutin gelaran Utsawa Dharma Budaya. Dimana, kegiata yang dijdawalkan berlangung pada hari Minggu di setip pekan ini akan ditutup pada 25 September mendatang yang bertepatan dengan malam Puncak Peringatan HUT ke-57 ST. Eka Dharma Canti, Banjar Yangbatu Kauh.
Adapun gelaran Utsawa Dharma Budaya tahun ini mengangkat tema pokok Asah, Asih, dan Asuh sebagai refleksi dan sepirit generasi muda dalam meuwjudkan Denpasar sebagai kota kreatif berwawasan buadaya. Sehingga kegiatan ini didedikasikan penuh untuk endukung pelestarian seni, budaya dan kearifan lokal yang ada di Bali khususnya Denpasar.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan yakni lomba nyurat aksara bali, lomba menggambar dan mewarnai tradisi, lomba penjor, lomba catur, jalan sehat, lomba ngulat klakat dan tipat, lomba tamiang, serta teruni majejahitan. “Kami berharap kegiatan ini mampu memberikan ruang bagi seluruh elemen masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya serta kearifan lokal Bali khususnya Denpasar, sehingga dapat menjadi ajang gali potensi diri sejak dini bagi anak-anak,” ujarnya.
Sementara, salah seoarang peserta, I Putu Arista Wibawa mengaku senang dapat menjadi bagian pesetarian seni budaya Bali dengan mengikuti lomba nyurat aksara Bali. “Iya senang bisa ikut ambil bagian dalam melestarikan tulisan Bali yang tentunya sangat jarang orang bisa, dan semoga kedepanya kegiatan ini dapat terus dilaksanakan,” ungkapnya. (ags)