Viu Bangkitkan Film Pendek Karya Talenta Muda ke Panggung Internasional
(Baliekbis.com),Film-film pendek diharapkan tidak saja mampu memberi hiburan dengan mengangkat konten lokal ke kancah internasional juga bisa menjadi salah satu tulang punggung perekonomian.
“Film pendek kini semakin banyak diminati sehingga ke depan selain bisa memberi nilai tambah ekonomi juga mendukung pariwisata yang tengah dikembangkan di Tanah Air,” ujar SVP Marketing Viu Myra Suraryo pada acara Media Roundtable Bersama Viu, Jumat (11/10/2019) sore di Minihall Irama Indah
Jl. Diponegoro 114, Denpasar.
Viu tambah Myra berkomitmen dalam membangun industri perfilman Indonesia dan memberikan dukungan terhadap Festival Film Lokal. Untuk itu Myra
mengajak para talenta muda, para anak muda membangun kecintaan, keunikan dan kebudayaan Indonesia melalui film dan bisa masuk ke panggung dunia.
Viu saat ini hadir di 17 negara dan disaksikan 40 juta orang di dunia.
Industri film bukan hanya sebatas hiburan, namun bisa menjadi salah satu tulang punggung dalam meningkatkan ekonomi.
Ditambahkan Myra, dengan 350 kebudayaan dan 350 bahasa yang ada di Indonesia, film pendek yang mengangkat potensi dan keunikan lokal ini sangat prospektif. “Sebenarnya dengan kekayaan itu, kita tidur di atas tambang emas,” jelasnya.
Viu melihat dengan film pendek, bagaimana kebudayaan itu dikemas sehingga memiliki daya tarik dan kualitas internasional. Dan juga mendatangkan mereka ke Indonesia untuk mendukung pariwisata. “Jadi kita bisa memulai dengan film-film pendek, kita bisa nonton dalam waktu sekejap dan sampai selesai,” ujarnya.
Juga melalui film pendek ini sekaligus mengajak anak muda untuk belajar membuat film. “Kita memulainya dari film pendek menuju ke panggung dunia. Membangun perfilman tak harus di kota besar, melainkan juga bisa dari daerah-daerah atau kabupaten,” papar Myra.
Sementara Fransiska Prihadi selaku Program Director Minikino Film Week 5 mengatakan Minikino sebenarnya sudah hadir sejak 17 tahun silam. Ia ingin menjadikan film Indonesia sejajar dengan film pendek internasional. “Format film pendek ini unik dan jadi pilihan,” jelas Fransiska.
Dikatakan perkembangan film pendek di Bali juga sangat membahagiakan. Apalagi Minikino ini juga lahir di Denpasar Bali. Ia mencontohkan dari tahun 2015-2019, karya-karya film di Bali semakin berani, banyak ide dan kaya seni. “Film dari Bali ini seperti film eksperimental, tak seperti sinetron. Film dari Bali juga jadi pemenang tahun lalu,” ujarnya.
Ditambahkan Fransiska, Minikino Film Week (MFW)-Bali International Short Film Festival kembali digelar selama seminggu, 5-12 Oktober 2019. Di tahun kelima festival film pendek internasional yang diinisiasi oleh Minikino ini memperlihatkan jaringan kerjanya yang semakin kuat di Asia dan kali ini juga diperluas sampai Eropa.
Tahun ini, Minikino menampilkan beberapa program dari Image Forum Festival di Jepang, Clermont-Ferrand International Short Film Festival (Prancis), Tampere Film Festival (Finland) dan juga La Guarimba Film Festival (Italia). Hal ini menindaklanjuti kunjungan kerja Edo Wulia, Direktur Minikino di Short Film Market CFISFF dan menjadi panelis dalam diskusi budaya di La Guarimba FIlm Festival.
Program film pendek eksperimental Indonesia atas seleksi Minikino juga diberi kehormatan untuk tayang di Tokyo, Jepang dalam rangkaian 33rd Image Forum Festival, dimana Fransiska Prihadi sendiri juga diundang menjadi juri dalam sesi kompetisi film pendek eksperimental Asia Timur.
Tahun ini Minikino juga telah resmi sebagai anggota Short Film Conference, satu-satunya lembaga konferensi internasional untuk jaringan kerja global film pendek. Direktur Festival Minikino Film Week 5 Edo Wulia mengungkapkan, jaringan kerja antar festival ini penting dilakukan untuk menjadi pondasi bagi bentuk kerja sama lainnya yang mutual dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yang dilakukan lebih dari sekadar bertukar informasi. Dengan pengakuan Short Film Conference, Minikino ikut menentukan, membantu, serta berkembang bersama festival-festival film pendek internasional lainnya di dunia.
Lokasi acara Minikino Film Week tahun ini bekerja sama dengan total 12 lokasi yaitu 9 titik yang tersebar di berbagai penjuru Pulau Bali berfungsi sebagai Micro Cinema dan 3 (tiga) lokasi lainnya menjadi Pop-Up Cinema.
Pop Up Cinema atau lebih akrabnya disebut Layar Tancep, akan digelar di Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Wantilan Desa Pedawa, Buleleng dan Dusun Senja, Jembrana.
Direktur Program Minikino Film Week 5 Fransiska Prihadi memaparkan, ada lebih dari 300 film pendek yang tersebar dalam 46 program film pendek. Ada 7 program tamu, 29 program internasional, 10 program S-Express 2019, serta 10 program Indonesia Raja 2019. Tahun ini, program MFW 5 Made in Indonesia mempersembahkan karya sutradara Indonesia Lucky Kuswandi yang secara konsisten menampilkan gambaran Indonesia kontemporer dalam medium film pendek. (bas)