Wabah Corona Makin Meluas, PSR: Segera Berlakukan “Local Lockdown”, Jangan Sampai Jatuh Korban Lebih Banyak
(Baliekbis.com),Anggota Komisi VI DPR RI Bidang Industri, Perdagangan dan BUMN Putu Supadma Rudana (PSR) mengingatkan pemerintah jangan sampai ada PHK (pemutusan hubungan kerja) bagi pekerja di sektor swasta serta UMKM akibat mewabahnya Virus Corona (Covid-19).
“Dampak Covid-19 ini sangat luas serta mengancam lumpuhnya perekonomian Indonesia termasuk di Bali,” ujar PSR, Minggu (29/3/2020). Untuk mencegah penyebaran virus ini semakin luas di Bali, PSR mendesak Pemprov Bali berani tegas memberlakukan ‘local lockdown’ seperti yang diterapkan pada, Kamis (26/3/2020).
“Saya sudah sejak Pebruari lalu mendesak pemerintah agar melakukan lockdown. Termasuk di Provinsi Bali. Tetapi pemerintah enggan melakukannya. Kita tidak mau terlambat mencegah wabah ini memakan lebih banyak korban lagi,” ujarnya.
Supadma Rudana yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini mengatakan Provinsi Bali mengandalkan industri pariwisata sebagai sumber pendapatan daerah. Karena itu pula sektor ini menyerap tenaga kerja paling besar.
“Meningkatnya wabah Virus Corona ini pasti akan menjadikan perekonomian sangat terganggu. Apalagi sekarang kondisi pariwisata lesu. Kita berharap tidak ada PHK untuk pekerja pariwisata dan sektor swasta lainnya di Provinsi Bali,” ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Dikatakan pembatasan lalu lintas orang seperti yang diberlakukan pada, Kamis (26/3) di Provinsi Bali oleh Gubernur Bali Wayan Koster, dinilai sudah masuk lokal lockdown. Artinya membatasi lalu lintas orang, kecuali untuk kepentingan yang urgen dan darurat. “Melihat penyebaran Virus Corona ini makin mengganas, paling tidak lokal lockdown perlu diberlakukan untuk beberapa hari ke depan seperti yang diterapkan pada 26 Maret lalu,” ujar PSR.
Politisi Demokrat yang kini memasuki periode kedua di DPR RI ini mengapresiasi petugas kepolisian dengan pola lebih soft membatasi lalu lintas orang di tempat umum. “Tetapi alangkah baiknya kalau dipertegas lagi dengan ‘lockdown’. Membatasi orang keluar masuk, yang tujuannya agar masyarakat tetap berdiam diri di rumah,” ujar Wasekjen DPP Demokrat ini.
Ditanya perlunya kesiapan dan mapping terutama kebutuhan logistik sembako masyarakat setiap harinya saat diberlakukan lockdown, menurut Supadma Rudana hal itu tentu harus sudah direncanakan sebelumnya. Ada sosialisasi dan pemetaan kebutuhan logistik sembako bagi masyarakat ketika diberlakukan lockdown.
“Kita punya 716 desa dan kelurahan di Bali. Kita memiliki Sistem Banjar di Bali. Dengan pola distribusi sembako berbasis Desa dan Banjar penyaluran sembako kepada masyarakat bisa dilaksanakan. Tidak harus berkerumun. Karena bisa mengerahkan Prajuru Banjar door to door. Kan ini hanya sementara waktu guna mencegah penularan Virus Corona,” ujar Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) ini.
Supadma Rudana juga mengapresiasi pemerintah yang sudah menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat di tengah wabah Virus Corona. Namun hal itu akan makin membantu kalau pemerintah juga menyalurkan sembako ‘door to door’ kepada masyarakat yang berstatus pekerja harian, buruh dan masyarakat kurang mampu.
“Memang di tengah badai Virus Corona ini membuat situasi dan kondisi makin sulit. Tetapi saya yakin kalau kita semua peduli maka masalah krisis di tengah wabah ini bisa diatasi,” ujar mantan anggota Komisi X DPR RI membidangi pariwisata ini.
Soal adanya test Covid-19 bagi anggota DPR RI dan keluarganya, Supadma Rudana sendiri telah menegaskan penolakannya untuk test Covid-19 bagi anggota DPR RI. Karena itu tidaklah menunjukkan empati di tengah kondisi wabah di mana masyarakat lebih memerlukan test Covid-19 tersebut. Di samping itu dengan pola hidup sehat, olahraga, menjaga stamina, asupan gizi yang baik dan vitamin sudah dirasakan cukup.
“Semoga kita semua selamat. Kalau ada gejala barulah memeriksakan diri dan dilakukan test Covid-19. Sementara ini kita prioritaskan kepada masyarakat yang lebih memerlukan. Kita berharap badai ini cepat berlalu, dan masyarakat bisa beraktivitas seperti sedia kala,” ujar Supadma Rudana.
Wabah Virus Corona (Covid-19) di Indonesia makin meningkat, bahkan kini tembus 1.155 kasus positif dengan korban meninggal dunia 102 orang. Di Bali sendiri, hingga Sabtu (28/3/2020) sore secara akumulatif jumlah PDP sebanyak 130 orang, jumlah pasien positif 9 orang terdiri 4 WNA dan 5 WNI dan dua meninggal. Ada 38 orang yang dirawat di RS, baik di Sanglah maupun 10 RS pemerintah yang tersebar di kabupaten/kota. (ist)