Wagub Sudikerta-OJK Bahas KUR dan Ketersediaan Pangan
(Baliekbis.com), Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dengan didampingi Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra Hizbullah dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Dewa Putu Sunartha membuka secara resmi Rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Bali di ruang rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (11/12).
Wagub Sudikerta menjelaskan rapat bertujuan untuk mengevaluasi realisasi penyaluran keuangan yang mendukung peningkatan kemajuan ekonomi di Bali. “Selama ini kami bersama lembaga-lembaga keuangan mendorong penyaluran keuangan dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ini yang belum kita evaluasi, sejauh mana bermanfaat bagi peningkatan usaha mereka demi kelangsungan ekonomi Bali, apa saja yang sudah terlaksana maka kita perlu terus kita tingkatkan, dan yang belum terlaksana kita evaluasi lagi,” beber Sudikerta.
Keberadaan UMKM dan KUR menurut Wagub Sudikerta saling berkaitan dan sangat penting. Pelaku UMKM yang kebanyakan berada di desa-desa patut mendapat dukungan dari pemerintah dan instansi vertikal lainnya melalui bantuan permodalan dan program lainnya, sehingga para pelaku UMKM bisa terus meningkatkan usahanya, jika usaha sudah meningkat maka perekonomian Bali secara global pun akan ikut meningkat. “Sebagaimana yang kita harapkan bersama yakni kemajuan perekonomian Bali yang tumbuh dimulai dari desa, karena desa merupakan motor penggerak perekonomian. Maka itu perlu kita jaga, jika tidak maka bisa membawa dampak buruk yakni semakin bertambahnya kemiskinan yang akan mempengaruhi bali secara luas juga. Selain pelaku UMKM yang dibantu permodalan, kita juga patut mendukung sektor pertanian didesa diantaranya dengan pembangunan infrastruktur pertanian dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM),” imbuh Sudikerta.
Penguatan sektor pertanian di Bali lebih jauh menurut Wagub Sudikerta di tengah situasi saat ini yang sedang mengalami bencana erupsi Gunung Agung (GA) sangat perlu guna menjaga ketahanan dan ketersediaan pangan. “Ketersediaan pangan saat ini masih aman, tapi jika musibah GA terus berlangsung maka ini harus kita pikirkan bersama,” tutup Sudikerta. Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra Hizbullah menjelaskan penghimpunan dana masyarakat mengalami peningkatan sekitar 10,86%, namun kekhawatiran sedikit timbul terhadap pertumbuhan kredit di Bali yang mengalami penurunan sekitar 3 %, dimana tahun lalu pertumbuhannya mencapai 10%, sedangkan saat ini hanya sekitar 7%.
“Di tengah bencana GA saat ini yang sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata, konsumsi kredit di Bali perlu menjadi perhatian bersama, ini harus seimbang,” ujar Hizbullah seraya menegaskan kondisi perbankan di Bali secara umum saat ini masih aman. “Kami sudah usahakan terkait musinah ini terhadap beberapa surat yang kami terima mengenai permohonan pemberian kelonggaran keringanan ketentuan terutama pembayaran angsuran, akan kami ajukan agar bisa diberi kelonggaran,” cetus Hizbullah. (sus)