Warga Pesaban Karangasem Khusuk “Mapiuning” Ngaben Massal
(Baliekbis.com),
Di tengah hujan abu mengguyur Rendang dan Klungkung pasca erupsi Gunung Agung, warga Pesaban Rendang Karangasem khusuk menggelar upacara “mapiuning” tanda dimulainya upacara Ngaben Massal yang puncak acaranya bertepatan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 2018.
“Ya ada hujan abu, kala itu warga lagi khusuk melakukan upacara mapiuning ngaben massal di Pura Dalem,” kata Jro Mangku Istri Sutiarini ketika dimintai keterangannya, Kamis (12/7). Sementara itu, panitia Ngaben Massal, I Nyoman Satu Arjana mengatakan pada pelaksanaan ngaben massal untuk ketiga kalinya di Desa Pesaban diikuti 57 sawe, nuntun terus nglingihan sebanyak 10, nuntun sebanyak 4, sedangkan nglungahang sebanyak 36.
Peserta, kata Satu Arjana kemungkinan berubah sampai batas waktu pengabenan pada puncak upacara pada tanggal 17 Agustus 2018. Di sisi lain pada kegiatan upacara mapiuning tersebut sebelumnya diselingi dengan dharma wacana dari I Wayan Sariana Ketua Majelis Alit Desa Pekraman Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem. Pada kesempatan itu, Sariana menyebutkan kali ini upacara ngaben massal di Desa Pesaban mengambil tingkatan Nyawa Wedana. Nyawa itu berarti “wewatangan” sedangkan wedana itu upakara.
Secara menyeluruh upacara ini menggunakan simbolik kayu yang digambar sebagai wujud sawa atau watangan. Dengan adanya upacara ngaben massal secara kebersamaan ini, diharapkan masyarakat agar tetap fokus dan ngrastiti bhakti agar pelaksanaan Ngaben berjalan dengan sukses. Jero Bendesa Adat Pesaban, I Made Sudiarta menegaskan akan kebersamaan warganya. “Kita semua bersaudara, mari bersama-sama sukseskan ngaben massal ini,” jelasnya.
Sementara itu, pada acara Mapuining tersebut juga hadir Ketua Panitia Ngaben Massal, I Wayan Sujana serta tokoh masyarakat serta warga yang memiliki sawe untuk diaben.
Seperti diketahui Ngaben adalah untuk memproses kembalinya Panca Mahabhuta di alam besar ini dan mengantarkan Atma (roh) ke alam Pitra dengan memutuskan keterikatannya dengan badan duniawi. Dengan memutuskan kecintaan Atma (Roh) dengan dunianya, Ia akan dapat kembali pada alamnya, yakni alam Pitra. Kemudian yang menjadi tujuan upacara ngaben adalah agar ragha sarira (badan / Tubuh) cepat dapat kembali kepada asalnya, yaitu Panca Maha Bhuta di alam ini dan Atma dapat selamat dapat pergi ke alam pitra. (tim)