Warga Pilih Yang Murah, Pengaruhi Omzet Dupa Dewi Bulan
(Baliekbis.com), Bisnis dupa yang beberapa tahun silam melejit, kini mulai menurun. Selain karena dampak krisis ekonomi juga banyaknya pemain baru di bisnis ini dan kecenderungan masyarakat lebih memilih dupa kualitas rendah dengan harga murah. “Masyarakat sebagian memilih dupa yang murah harganya sehingga sangat mempengaruhi omzet kami,” ujar owner Dupa Dewi Bulan I Made Sukanta, Rabu (21/6/2017) di kantornya yang beralamat di Jalan Seroja Perumahan Nindia Indah No. 1 Denpasar. Selain fokus di bisnis dupa, Sukanta juga mengembangkan sayapnya di penyewaan tenda, dekorasi dan meja-kursi.
Dikatakan Sukanta pihaknya menjual berbagai macam dupa dari dupa kotak, dupa cina, dupa pepelan hingga dupa lilin yang tahan 5 jam lamanya. “Dupa Dewi Bulan juga menyewakan tenda dekorasi untuk acara pernikahan maupun acara hajatan,” tambahnya. Namun belakangan ini kondisi bisnisnya mengalami penurunan cukup tajam akibat anjloknya permintaan dupa di pasaran. Dupa Dewi Bulan mempekerjakan karyawan sebanyak 30 orang dari bagian pengepakan sampai bagian pemasaran. Tahun 2010 Dupa Dewi Bulan omzetnya mencapai Rp3 miliar per bulannya. Namun semenjak krisis melanda pada tahun 2015 sampai sekarang omzetnya rata-rata hanya Rp 400 juta sebulan. “Menurunnya omzet ini disebabkan pasaran dupa mengalami kelesuan,” ucapnya. Lanjut Made Sukanta, pihak marketing yang jumlahnya ratusan orang di seluruh Bali juga mengeluhkan lesunya penjualan dupa. Apalagi saingan dupa untuk saat ini dirasakan cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal dupa yang dijual bahannya semua asli dari bahan impor dan local berkualitas tinggi. “Begitu pula dengan minyak dupa yang berasal dari bahan bunga tulip, cempaka, jempiring, lotus dan lainya yang menjadikan dupa tambah harum dan wangi,” jelasnya.
Menurut Sukanta turunnya omzet juga karena masyarakat lebih memilih dupa kualitas rendah dengan harga murah selain dampak krisis ekonomi. “Untuk bisa meningkatkan omzet penjualan, maka penjualan dupa di Dupa Dewi Bulan diseimbangkan dengan harga pasar yakni tidak mencari keuntungan yang lebih tinggi,”terangnya. Hal serupa juga dilakukan pada bisnis penyewaan dekorasi seperti tenda dan kursi yang disesuaikan dengan harga pasar. “Jujur kami tidak mencari keuntungan besar. Yang dibutuhkan saat ini adalah bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk tetap memakai produk Dupa Dewi Bulan, baik itu dupa maupun alat dekorasi seperti tenda dan kursi,” jelas Sukanta. (sus)