WBT Ingatkan Indonesia Bukan Milik Golongan
(Baliekbis.com), Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesungguhnya bukan menjadi milik suatu golongan, agama, suku, dan adat istiadat, tetapi Indonesia adalah milik semua warga negara Indonesia (WNI) dari Sabang sampai Merauke.
Hal itu dikatakan Wisnu Bawa Tenaya (WBT), mantan Pangdam IX/Udayana, ketika didaulat sebagai narasumber yang memaparkan materi tentang Pancasila di Makodam IX/Udayana, Denpasar, Minggu (30/9) malam, jelang tanggal 1 Oktober yang diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal ini juga merupakan rangakaian kegiatan doa bersama yang digelar Kodam IX/Udayana, sekaligus memperingati HUT ke-73 Tentara Nasional Indonesia (TNI), 5 Oktober 2018 mendatang.
Kegiatan doa bersama ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendoakan agar wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila terhindar dari segala macam tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sebagaimana diketahui, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa sudah beberapa kali mendapat cobaan, terutama dengan adanya aksi penghianatan gerombolan G 30 S/PKI yang telah menelan sejumlah korban putra-putra terbaik bangsa, peristiwa ini sungguh merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia.
Dengan latar belakang historis tersebut dan demi tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila, maka Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, SIP., memprakarsai untuk melaksanakan doa bersama yang diikuti oleh para prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayah Garnizun Denpasar. Adapun dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua tahapan, yakni tahap pertama seluruh anggota mengikuti pencerahan tentang Pancasila yang disampaikan oleh WBT yang juga menjabat Ketua Umum Pengurus Harian Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Indonesia kata WBT, adalah negara yang plural penduduknya, baik dari segi etnis, budaya, agama maupun bahasa. “Karena itu, maka dipilihlah Pancasila sebagai Dasar Negara dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dalam praktek konstitusi, negara menjamin kebebasan semua umat untuk mengamalkan keyakinannya masing-masing,” jelas WBT, yang pernah menjabat Koorsahli Panglima TNI itu.
Mantan Danjen Kopassus itu juga menyampaikan tentang posisi strategis Indonesia, termasuk tetap tegakkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, melalui musyawarah dan mufakat, sehingga melahirkan empat konsensus dasar nasional yaitu, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Kasuri saat membacakan sambutan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, SIP., menyampaikan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu dan mau menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Menurutnya, pernyataan ini tidaklah berlebihan, karena pada hakikatnya kelangsungan perkembangan dan kejayaan hidup suatu bangsa tidak lepas dari jasa para pahlawannya.
“Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beradab sudah sewajarnya menghargai jasa para pahlawannya yang telah gugur mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia,” katanya.
Melihat kenyataan ini, kita harus lebih waspada dan lebih berhati-hati lagi terhadap segala bentuk tindak tanduk dan sepak terjang mereka. Terlebih pada saat ini wawasan kebangsaan dan rasa nasionalisme, terutama dalam diri generasi muda sepertinya mulai luntur.
“Jangan sampai peluang ini dimanfaatkan oleh PKI dan organisasi “underbow-nya” untuk menanamkan ideologinya kepada para generasi muda bangsa Indonesia,” tuturnya.
Pada tahap kedua pelaksanaan doa bersama dilaksanakan persembahyangan dan doa sesuai dengan agama masing-masing. Di mana, untuk umat Muslim di Mushola Makodam IX/Udayana, umat Nasrani memanjatkan doa bersama di Barak Siaga Kodam IX/Udayana, dan umat Hindu melakukan persembahyangan dan doa bersama di Pura Agung Makodam IX/Udayana. Hadir dalam acara doa bersama tersebut, Irdam Udayana, Danrem 163/Wira Satya, Danrindam, para Staf Ahli Pangdam dan Asisten Kasdam, LO-AL, LO-AU, dan sejumlah Komandan/Kabalak Kodam IX/Udayana. (jbt)