WHDI Perlu Tiru PKK Agar Dikenal dan Familiar
(Baliekbis.com), Pengurus WHDI kabupaten/kota se Bali bisa meniru eksistensi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) agar bisa lebih dikenal dan familiar di kalangan masyarakat. Demikian diungkapkan Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali Bintang Dharmawati Puspayoga saat melantik pengurus WHDI Kabupaten Bangli masa bhakti 2017-2022 di Gedung BMB Kantor Bupati Bangli, Jumat (3/11/2017).
Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Bangli I Made Gianyar, penasehat WHDI Bangli Ny. Erik Gianyar dan organisasi wanita se Kabupaten Bangli. Menurut Bintang Puspayoga selama ini masyarakat kurang paham dan beranggapan bahwa anggota WHDI adalah mereka yang hanya dilantik saja. Padahal sebenarnya wanita hindu dewasa sudah otomatis menjadi anggota WHDI tanpa perlu dilakukan pelantikan. Sedangkan yang dilantik ini merupakan pengurus yang bertugas menggerakkan organisasi. Bintang Puspayoga menekankan, selama ini WHDI sudah banyak sekali melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program kerja yang sudah dirancang, baik ngayak di pura, melaksanakan kegiatan sosial dan memberikan pelatihan peningkatan kapasitas maupun skill kepada masyarakat khususnya wanita hindu dalam hal membuat bebantenan dan sebagainya, namun sering kali nama WHDI masih asing di telinga masyarakat. Berbeda halnya dengan PKK yang begitu familiar, dimana dalam kegiatan di banjar-banjar maupun di desa, nama PKK lebih sering disebut. Melalui kesempatan ini kita menitip kepada pengurus WHDI se Provinsi Bali khususnya di Kabupaten Bangli agar keberadaan WHDI yang sudah eksis ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat secara luas. Masyarakat harus diberi pemahaman bahwa semua wanita hindu dewasa merupakan anggota WHDI bukan yang dilantik saja. “Ini harus digarisbawahi, bahwa semua wanita hindu sudah otomatis menjadi anggota WHDI tanpa perlu dilantik. Kita ingin WHDI bisa mengikuti jejak PKK yang begitu populer di masyarakat,” terangnya.
Pada kesempatan itu Bintang Puspayoga juga menyampaikan, bahwa tanggal 17 November mendatang, WHDI pusat akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) yang merupakan agenda lima tahunan untuk menentukan arah WHDI selama lima tahun ke depan. Kira-kira apa yang bisa kita bawa dari provinsi Bali dalam munas mendatang untuk kemajuan WHDI tidak hanya di Provinsi Bali namun secara nasional. Sehingga organisasi ini bisa berjalan mengikuti situasi dan irama yang berkembang. Menurutnya, WHDI tidak boleh statis tetapi bisi bergerak secara dinamis mengikuti situasi dan kondisi yang berkembang. Oleh karenanya, kita minta WHDI kabupaten se-Provinsi Bali bisa memberikan usulan yang akan kita bawa pada munas mendatang.
Terkait dengan pelantikan ini, Bintang Puspayoga meminta kepengurusan yang baru dilantik bisa membuat maupun menjalankan program kerja lebih baik dari kepengurusan sebelumnya. Hal ini tentu bisa terwujud dengan menjalin komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang baik, apakah itu secara vertikal maupun horisontal. Artinya WHDI Kabupaten Bangli harus bisa menjalin hubungan baik dengan semua pihak sehingga bisa melaksanakan program dengan lebih baik. “Kita minta pengurus WHDI Bangli yang baru dilantik bisa menjalin komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak. Karena jika ingin kerja kita baik tentu berkerja bersama-sama akan jauh lebih baik ketimbang kita jalan sendiri-sendiri,” serunya.
Sementara itu Ketua WHDI Kabupaten Bangli terpilih Sariasih Sedana Arta pada kesempatan itu menyampaikan, tantangan WHDI kedepan sangatlah berat untuk membentengi tradisi dan budaya hindu Bali ditengah gerusan budaya global. Menurutnya, sekarang banyak wanita hindu Bali yang mulai meninggalkan tradisi dan budaya hindu Bali. Seperti contoh kecil pakaian adat kepura, banyak dari wanita hindu yang sudah mulai berpakaian tidak sesuai, seperti berpakaian kebaya lengan pendek, kemben selutut yang tentu tidak sesuai dengan budaya kita. Tentu mereka tidak sepenuhnya salah karena mengikuti mode kekinian. Namun disinilah tugas kita WHDI untuk menyadarkan dan mengingatkan mereka bahwa bagaimana berpakaian yang benar ke pura dan kapan bisa berpakaian yang mengikuti mode. “Kalau berpakaian mode ke tempat undangan kan gak masalah ya boleh-boleh saja, tetapi saat ke pura ya wajib berpakaian yang sopan dan sesuai dengan budaya kita,” jelasnya. Ditambahkannya, harapan terbesar WHDI Bangli kedepan adalah bagaimana membawa organisasi ini semakin eksis melalui program dan kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat bagi pelestarian adat dan budaya, seperti ngayah ke pura, memberikan ceramah keagamaan serta memberikan pelatihan bebantenan maupun peningkatan skill untuk wanita hindu.
“Kita berharap dengan dengan dukungan dari semua pihak, kedepan WHDI bisa semakin eksis dan keberadaanya bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya. Sementara itu Bupati Bangli I Made Gianyar menyampaikan pondasi dasar dan sumber dari segala sumber kehidupan adalah agama. Agama adalah jalan hidup kita sehingga akan mengantarkan kaki-kaki kita untuk melangkah ke jalan yang lebih baik. Lanjut Bupati Made Gianyar, tujuan kita beragama adalah moksatam jagatditha yang artinya bahagia dialam skala dan niskala. Sehingga Bupati Made Gianyar berharap, kegiatan WHDI kedepan akan memberikan nilai dan inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan. Sebelumnya, sesuai dengan Surat Keputusan WHDI Provinsi Bali, Nomor : Skep.11/WHDI-Prov/IX/2017, tentang pengangkatan dalam jabatan dan personalia pengurus Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Bangli masa bhakti 2017-2022, Ny. Sariasih Sedana Arta yang sebelumnya menjabat sebagai ketua WHDI Kabupaten Bangli periode 2012-2017, kembali ditetapkan memimpin WHDI Kabupaten Bangli untuk lima tahun kedepan. Sedangkan penasehat dijabat oleh Ny. Erik Gianyar, Wakil Ketua I dijabat oleh Ida Ayu Ketut Suardini, Wakil Ketua II dijabat oleh Luh Ketut Wardani dan Sekretaris dijabat oleh A.A.A. Sasih Arwati.(dbb)