Workshop Transformasi Desa Wisata dalam Mendukung Climate Promise: Mengurangi Emisi dari Sektor Pariwisata

(Baliekbis.com), Workshop mengambil tema “Transformasi Desa Wisata dalam Mendukung Climate Promise” digelar oleh Forum Komunikasi Desa Wisata Kota Denpasar yang didukung oleh UNDP, Selasa (27/8) di Denpasar.

Workshop yang diikuti 110 peserta dari beberapa desa wisata kabupaten se Bali dan Kota Denpasar khususnya menghadirkan Heri Tabadepu selaku Climate Promise National Project Coordinator UNDP Indonesia, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Denpasar Dewi Citrawati dan narasumber Prof. Ir. Ida Ayu Dwi Giriantari, M.Eng.Sc.,Ph.D sebagai narasumber dari Universitas Udayana.

Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini, dimana dampak dari perubahan ini juga dirasakan di sektor pariwisata.

“Desa wisata memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung pariwisata berkelanjutan. Untuk itu perlu kolaborasi dengan berbagai pihak terkait untuk bisa mewujudkan Bali Hijau,” ujar Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Provinsi Bali Made Mendra Astawa di sela-sela workshop.

Forkomdewi tambah Mendra, sangat bersyukur ada komitmen terkait climate change ini. Hal ini penting dalam wujudkan energi bersih. Sebab desa perlu dijaga dari penggunaan bahan baku, listrik, gas agar tetap hijau untuk mendukung desa wisata hijau sehingga bisa berkompetisi dengan pesaing dunia.

Climate Promise National Project Coordinator UNDP Indonesia Heri Tabadepu mengatakan climate promise ini janjinya negara-negara untuk mengurangi emisi. Emisi ini bisa dikurangi dari berbagai sektor di Indonesia, bisa energi, bisa industri, termasuk pariwisata.

“Hari ini sangat spesifik diskusinya, bagaimana Indonesia bisa mengurangi emisi dari sektor pariwisata. Roadmapnya ini peta jalan, sudah diluncurkan oleh Menparekraf,” ujar Heri.

Di peta jalan Indonesia sudah identifikasi langkah-langkah untuk mengurangi emisi khususnya di sektor pariwisata. Beberapa tahun ke depan sudah ada langkah-langkahnya. Langkah-langkah konkrit ini sebaiknya memang dilakukan semua stakeholder misalnya mengurangi emisi seperti penggunaan solar panel, pembangkit energi air, atau menghemat energi, hemat listrik di hotel atau tempat wisata.

Menurut Heri, SDM di Indonesia sudah dianalisis cukup kuat, ada forum dengan siswa-siswa SMA menggunakan renewable energy, karena ada SMK khsusus di Bali yang punya jurusan energi terbarukan. Ini satu langkah yang dilakukan untuk menghemat sumber daya. Bersama dengan pengelola desa-desa wisata, mempersiapkan sumber daya.

Diharapkan ada kolaborasi dengan semua pihak, akademisi, pemerintah daerah, pelaku usaha bersama-sama bisa mengidentifikasi dan merencanakan, sekaligus melaksanakan aksi-aksi.

Pemkot Denpasar melalui workshop ini pelan-pelan bisa me-mindset SDM untuk bisa bagaimana mereka peduli dengan lingkungannya dan peduli dengan bahaya yang akan terjadi jika tidak ada tindakan nyata sekarang ini.

Panitia melaporkan, Forkom Dewi Kota Denpasar menyelenggarakan acara workshop dengan tujuan memberikan pemahaman tentang dekarbonasi, penggunaan energi terbarukan, pemetaan potensi desa menjadi desa wisata di Kota Denpasar dan potensi desa wisata hijau untuk mencapai pariwisata berkelanjutan.

Diharapkan output dari workshop ini dapat menjadi masukan bagi UNDP Indonesia dalam kebijakan pemerintah terutama terkait desa wisata hijau dalam pembangunan berkelanjutan mendukung Bali Energi Bersih. (bas)