Sebuah
Kumpulan Catatan Hati Meiri Pinsent
Rangkaian
kata-kata yang begitu indah dikreasikan dengan baik oleh Meiri Pinsent. Kegemarannya
menorehkan isi hati tak pernah pupus, hingga lahirlah dari tangannya
puisi-puisi indah yang kemudian
dibukukan.
Kumpulan
puisi berjudul “….dan, aku terus melangkah …” merupakan buku ketiga karya Meiri
Pinsent, seorang ibu rumah tangga yang
juga penggiat kegiatan sosial. Sebelumnya, wanita berambut pendek ini juga
sempat membukukan kumpulan puisi berjudul Daun (2000) dan Gerhana Mata Hati
(2005), namun keduanya tidak dipublikasikan secara luas.
Kesenangannya
mencatat apa yang dirasa dan apa yang dilihat, kapan pun ,dimana pun,kemanapun,
menjadikannya sosok yang memiliki begitu banyak “catatan hati” dalam
kesehariannya. Catatan-catatan hati inilah yang kemudian ditulis kembali
menjadi kumpulan puisi. “Saya bukan penulis. Tapi
saya senang menulis,” ungkapnya sambil tersenyum.
Kumpulan
catatan hati yang ditulis oleh wanita kelahiran Purwokerto, 1 Mei 1962 ini dituangkan
dalam buku kumpulan puisi berjudul “…dan, aku terus melangkah …” yang
diluncurkan pada Sabtu (3/9) bertempat di Hotel
Artini 3, Ubud, Bali.
Judul
ini dipilih karena ia meyakini; dalam hidup ini, apapun yang kita lalui, apapun yang kita miliki, dan apapun
yang kita rasakan, ada mimpi, ada harapan, ada kedukaan, ada kasih sayang, dan
semuanya itu semestinya harus disyukuri. Ada banyak kenangan yang kita miliki,
ada hari ini yang kita nikmati, dan ada hari esok yang kita nantikan.
Tak
seperti puisi pada umumnya, puisi-puisi karya ibu beranak satu ini “tidak di
beri judul”. Ciri khas dari puisi karyanya ditandai dengan waktu dan tempat
dimana “catatan hati” tersebut dituliskan. (iam)