Wujud Kebanggaan dan Penghormatan, Kolaborasi Seniman-NCPI Bali Persembahkan Karya Lukisan Pemimpin G20
Dengan didasari penuh penghormatan, penghargaan dan pengharapan untuk kepentingan dunia lebih aman, lebih damai dan penuh semangat persaudaraan, sket-sket lukisan “Pemimpin Dunia G20” dipersembahkan “From Bali with Love d Bali Spirit of the World”
(Baliekbis.com), Dua seniman Bali berkolaborasi dengan NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali mempersembahkan karya lukisan para pemimpin G20 sebagai wujud penghormatan, penghargaan dan pengharapan untuk kepentingan dunia lebih aman, damai dan penuh semangat persaudaraan.
Dua perupa muda tersebut yakni I Made Somadita asal Baturiti Tabanan dan I Made Rudita (Badung) yang dalam waktu tidak terlalu lama berhasil menyelesaikan 20 karya lukisan cat air di atas kertas masing-masing pemimpin G20 yang tengah melaksanakan KTT di Bali.
“Dua puluh karya perupa ini akan kita persembahkan sebagai dedikasi untuk para pemimpin dunia, G20,” ujar Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha bersama perupa Made Somadita saat ditemui di Kantor NCPI Bali Renon Denpasar, Rabu (16/11). Hadir pula Penasehat NCPI Ketut Ngastawa.
Menurut Agus, Bali memiliki sesuatu kekuatan, salah satunya dipercayanya Bali sebagai tempat KTT G20 yang berjalan sukses ini. “Jadi sejatinya Bali bisa berbuat sesuatu untuk dunia. ‘Kekuatan’ Bali melalui budaya sudah ada sejak dulu dan ini tercermin dari berbagai kegiatan keseharian masyarakatnya. Seperti gotong-royongnya. Bahkan saat mau menanam hingga panen ada upacaranya,” ujar Agus mencontohkan.
Ia berharap pertemuan G20 ini selain berjalan sukses juga ada spirit dari Bali untuk dunia. “Bali bisa beri kenyamanan dan kedamaian,” jelasnya.
Sementara perupa Somadita melihat harapan besar dari para pemimpin G20 ini bagi kedamaian dan kemajuan untuk kesejahteraan masyarakat dunia. “Mereka ini memiliki kekuatan, mau dibawa kemana bumi ini. Sebagai seniman, kedamaian itu sangat penting,” ujar Somadita yang karya-karyanya sudah melanglang buana hingga ke Jerman dan Belanda ini.
Agus menambahkan dengan segala kekhasan local genius-nya, dua perupa muda I Made Somadita dan I Made Rudita membuat karya seni lukis berupa sket-sket sebagai bentuk kebanggaan, kekaguman, penghormatan kepada pemimpin dunia yang tergabung dalam G20.
Sket-sket para pemimpin “G20” tersebut adalah sebuah persembahan karya seni yang menyiratkan pesan dan pengharapan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara G20 dilaksanakan di Bali, Indonesia yang bersejarah ini dapat mengumandangkan solidaritas dari negara-negara maju untuk peningkatan kesejahteraan dengan bingkai perdamaian dunia yang penuh dengan semangat persaudaraan dan persahabatan lintas bangsa-bangsa dunia.
Presiden Joko Widodo G20 secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada Selasa, 15 November 2022 di Bali. Di hadapan tujuh belas kepala pemerintahan dan tiga wakil dari pemerintahan hadir dalan Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang berlangsung pada 15-16 November 2022.
Dalam sambutannya, Jokowi sebagai Presidensi G20 menyatakan dunia sedang menghadapi tantangan luar biasa, krisis-krisis terjadi, pandemi Covid-19 belum selesai, rivalitas terus menanjak, perang terjadi, dan dampak berbagai krisis tersebut adalah ketahanan pangan, energi dan keuangan sangat dirasakan dunia, terutama negara berkembang. Selanjutnya Presiden Joko Widodo juga menegaskan Indonesia berharap G20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi inklusif.
Di tengah situasi yang sangat sulit, G20 terus bekerja dengan menghasilkan capaian konkret, menyiapkan dana untuk menghadapi pandemi mendatang melalui pandemic fund, membantu ruang fiskal negara berpendapatan rendah melalui resilience and substainability trust, mendorong percepatan pencapaian SDGs, menghasilkan ratusan kerja sama, serta mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui Bali Compact mengenai transisi energi.
Indonesia sebagai Presidensi G20 diakui sangat berat mengingat persiapan ketika Indonesia ditunjuk sebagai Presidensi G20 menggantikan Presidensi Italia pada 1 Desember 2021 dunia dilanda pandemi Covid-19. Pun ketika berbagai pelaksanaan G20 disiapkan Indonesia, konflik Rusia dengan Ukraina pecah dengan adanya penyerbuan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Di samping itu konflik di semenanjung Korea dan Taiwan telah membuat dunia secara geopolitik semakin menjadi latent yang setiap saat dapat meletus menjadi perang secara terbuka.
Kondisi yang tidak menguntungkan tersebut lebih menambah ketidakpastian dimana dunia dibayangi oleh resesi dunia pada 2023, namun Presidensi G20 Joko Widodo tetap optimis melihat peluang dengan focus untuk mengerjakan 3 hal: 1) penanganan kesehatan yang inklusif, 2) transformasi berbasis digital, dan 3) transisi menuju energi berkelanjutan. G20 dengan tema: Recover Together, Recover Stronger diharapkan dapat memberi penyelamatan yang berkelanjutan atas lingkungan dan ketahanan pangan. (bas)