Wujud “Suksma Bali” melalui “World Clean Up Day” Serentak di Seluruh Bali
Berterima kasih berarti kita menyadari segala hal yang dimiliki sehingga kita selalu akan menghargai dan menjaganya. Jumlah sampah non-organik di Bali dari tahun ketahun semakin banyak, namun tidak sepadan dengan pengolahan yang memadai. “Belum tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah turut memperburuk keadaan Bali saat ini yang dihiasi pemandangan tak sedap dengan sampah-sampah non-organik berserakan di lingkungan sekitar kita, termasuk di laut,” ungkap Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA saat acara teknikal meeting acara “World Clean Up Day” di Adhi Jaya Sunset Hotel, Rabu (12/9).
Agung Darma Suyasa, CHA selaku Kordinator Acara mengungkapkan “World Clean Up Day” for “Suksma Bali” diinisiasi oleh Paiketan Krama Bali, yang diketuai oleh Ir. Anak Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D., bersama-sama dengan stakeholder pariwisata Bali, GIPI, IHGMA, PHRI, BHA, BVA, UHA, UHSA, AMPB serta Instansi Pendidikan, Trash Hero Indonesia dan Penggiat Relawan Lingkungan lainnya, serta didukung oleh Pemerintahan Provinsi berikut dengan Pemerintahan di 8 Kabupaten dan 1 Kota Madya di Bali. Acara ini merupakan gerakan bersama dan sekaligus langkah awal dalam mengsosialisasikan kembali bahaya sampah plastik. Jumlah peserta sementara sudah mencapai 13.000 pax dari target awal adalah 10.000 dan masih akan bertambah karena juga melibatkan komunitas dan komponen masyarakat di sekitar titik lokasi. Lokasi acara terbagi menjadi 29 titik lokasi di seluruh Bali.
Perwakilan Trash Hero Indonesia, Wayan Aksara menyampaikan bahwa Indonesia untuk pertama kali di tahun 2018 menjadi bagian dari gerakan dunia yang melibatkan 150 negara, dan mengharapkan agar acara ini akan menjadi momentum yang positif dan berkelanjutan. Dewasa ini wisatawan mengharapkan dapat menikmati lingkungan hidup yang baik dan sehat di tempat mereka berkunjung.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bapak Ir. I Made Badra,MM mendukung penuh gerakan bersama untuk Suksma Bali. Apabila tempat objek wisata tercemar oleh sampah, maka wisatawan akan merasa tidak nyaman dan enggan untuk berkunjung lagi. Hal inilah yang harus dijaga oleh masyarakat Bali termasuk pemerintah karena kenyamanan dan kepercayaan dari wisatawan terhadap obyek wisata adalah pondasi kuat dalam membangun pariwisata yang baik.
Ketua Bali Tourism Board (BTB) yang belakangan disebut Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat menerima Panitia Suksma Bali di kantor BTB merespon positif dan mendukung kegiatan mulia ini untuk Bali. Ia menegaskan, seluruh stakeholder di bawah GIPI akan mendukung penuh kegiatan ini. Pria yang akrab disapa Gus Agung ini mengajak agar kegiatan ini bisa dilakukan serentak di seluruh Bali sehingga memberikan inspirasi bagi generasi muda, sehingga pemahaman akan pentingnya lingkungan dapat ditanamkan sejak usia dini.
Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali, Dr. Gusti Kade Sutawa, MM., MBA, mengimbau seluruh anggota AMPB agar turut berpartisipasi penuh dalam mengsukseskan acara “World Clean Up Day” for Suksma Bali. Ketua Asosiasi GM di Bali, I Nyoman Astama, SE., CHA memaparkan bahwa Bali pada musim hujan dibanjiri sampah plastik. Selain membuat daya tarik wisata Bali menurun, berjuta ton sampah plastik tersebut dapat membahayakan kehidupan laut dan manusia. Sebanyak 80 % sampah plastik di lautan berasal dari daratan.
Ramia Adnyana, SE., MM., CHA selaku Vice Chairman DPP IHGMA menambahkan bahwa Bali harus berani mengambil langkah nyata dalam mengurangi sampah plastik dan akan mengajak para GM pada saat acara Symposium Suksma Bali pada tanggal 7 Desember 2018 untuk melakukan deklarasi “Say No To Plastic” di lingkungan hotel. Komitment ini akan memberikan dampak yang cukup signifikan pada pengurangan sampah plastik di lingkungan hotel industri. Gerakan bersama “World Clean Up Day” dapat menjadi momentum yang tepat dalam merubah mindset kita terhadap sampah plastik. (ist)